Ging Ginanjar, Jurnalis Pejuang itu Berpulang
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka bagi dunia jurnalistik Indonesia. Ging Ginanjar, dikenal sebagai jurnalis BBC Indonesia, menghadap ke Rahmatullah, hari ini, Minggu 20 Januari 2019.
Ihwal penyebab kematian penulis buku Gelombang Kematian Media Pengobar Genosida Rwanda itu, belum ada penjelasan resmi dari keluarga.
Jenazah almarhum kini disemayamkan di rumah duka di Urbana Place Blok E 11. Jl merpati Raya Ciputat, sebelum dibawa dan dimakamkan di Bandung.
"Jenazah malam ini akan diboyong ke Bandung. Rumah duka: Jl. Kolonel Masturi, Gang Sawahlega 2 No 54, CIMAHI," kata Hawe Setiawan, kawan dekat almarhum pada ngopibareng.id.
Semasa bertugas di London, Ging Ginanjar kerap melakukan liputan di pelbagai bidang. Bukan hanya politik dan olahraga melainkan juga bidang-bidang kebudayaan dan aktivitas kesenian. Soal yang terakhir ini, tidak mengherankan, karena pergaulan dan latar belakang pendidikannya.
Ging Ginanjar pernah selepas SMA Negeri 11 Bandung, menempuh pendidikan tinggi di ASTI Bandung, kini Institut Seni Budaya Bandung. Di antara teman dekatnya adalah Imam Sholeh (dramawan) dan Hawe Setiawan (penulis kritik seni).
"Jenazah malam ini akan diboyong ke Bandung. Rumah duka: Jl. Kolonel Masturi, Gang Sawahlega 2 No 54, CIMAHI," kata Hawe Setiawan, kawan dekat almarhum pada ngopibareng.id.
Jurnalis-Aktivis-Pejuang
Ging Ginanjar dikenal sebagai salah satu pendiri organisasi wartawan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang dibentuk pada 1 Agustus 1994. Hal ini tak lepas dari dibredelnya tiga media seperti Tabloid Detik, Editor dan Tempo. Ging Ginanjar ketika itu bersama M Anis dan Erros Djarot, jurnalis Tabloid Detik.
Pada di bawah rezim Orde Baru Soeharto, pemerintah hanya mengakui Persatuan Wartawan Indonesia sebagai satu-satunya organisasi sah bagi para jurnalis.
Ging pernah mendekam di penjara setelah ditangkap pada 10 Maret 1998 saat digelar Kongres Rakyat Indonesia (KRI) yang bermaksud "memilih secara simbolik presiden versi rakyat".
KRI digelar tepat sehari sebelum Soeharto dipilih dan dilantik kembali sebagai presiden.
Erik Prasetya, seorang fotografer, mengabadikan jalannya persidangan Ging pada 20 Mei 1998 di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Bersama beberapa seniman dan aktivis, Ging Ginanjar dinyatakan bersalah namun dibebaskan pada hari itu juga. Sehari kemudian Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden dan digantikan oleh B.J. Habibie.
Sementara itu, Ulil Abshar-Abdalla, melalui twittnya menulis: "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Dua sahabat saya meninggal hari ini: Agoes Dhewa, penyair-cum-wartawan dari Semarang, dan Ging Ginanjar, salah satu wartawan-cum-pejuang terbaik yg kita miliki. Sedih sekali."
Goenawan Mohamad pun menulis di akun twitt: "Ging Ginanjar, jurnalis BBC, sahabat, teman seperjuangan melawan represi Orde Baru, kawan yg menyenangkan: hari ini dia ke rahmatullah."
Iman Soleh:"sobat kami yang menyenangkan, GING GINANJAR,. innalilahi wa innailaihi rojiun". (adi)
Advertisement