Giliran Natalius Pigai Dituduh Rasis
Natalius Pigai kini gantian dipolisikan. Aktivis hak asasi manusia berdarah Papua itu dilaporkan oleh seseorang bernama Aznil. Aznil menyebut cuitan Natalius Pigai diskriminatif terhadap suku Minang.
"Opini atau analisis tidak bisa diadili. Saya punya kapasitas menganalisis karena saya aktivis civil society Indonesia," kata Natalius Pigai, Selasa 2 Februari 2021.
Dilansir dari Detik, laporan ke kepolisian bermula dari cuitannya di Twitter, yang mengomentari pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani berbunyi, "Semoga Sumbar dukung negara Pancasila".
"Jika dianalisis: 1. Minang Anti Pancasila. 2. Minang jangan mimpi jadi Presiden karena mareka labeli tidak Pancasilais. 3. Bro Fadli Zon harapanmu jadi Presiden sudah ditutup. Mereka Kandangkan Minang sebagai parasit negara, seperti yang kejam dilakukan Hitler pada Yahudi. Kejam!. Kekerasan verbal", cuit lengkap Natalius Pigai merespon pernyataan Puan Maharani.
Pigai lantas menjelaskan jika cuitannya adalah sebuah analisis dan perandaian dari pernyataan Puan. "Jika tidak Pancasilais, maka mana bisa jadi Presiden Indonesia siapa. Dan itu saya komentari secara fakta terhadap apa yang Puan sampaikan oleh Puan," katanya.
Selain itu, ia juga menyanggah telah menggunakan kata-kata budak, seperti yang disebutkan pelapor. "Saya tidak pernah bilang kata budak, dia kena pidana. Jadi kasihan juga bisa dipidanakan juga dia," katanya.
Ia pun berharap polisi profesional dalam menangani laporan tersebut. Ia juga menunggu proses hukum dari laporan yang telah masuk tersebut. Sebab dia tidak ingin pelapor menjadi korban.
Diketahui, laporan atas komentar Natalius Pigai dibuat oleh seseorang bernama Aznil, pada Senin, 2 Februari 2021. Laporan Aznil diterima Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/0061/II/2021/Bareskrim.
Berbeda dengan maksud Natalius Pigai, Aznil menilai cuitan tersebut diskriminatif pada Suku Minang. Sebagai suku Minang, Aznil mengaku dirugikan oleh cuitan tersebut. Ia juga menyebut cuitan itu bisa menyebabkan perpecahan pada bangsa Indonesia.
"Di mana Natalius Pigai mengatakan bahwa orang Minang itu tidak bisa menjadi presiden. Bahwa selama ini suku-suku lain selain Jawa adalah budak. Saya sebagai putra Minang merasa dirugikan dan tidak nyaman dengan pernyataan tersebut," katanya. (Dtk)