Giant-Liv Ride Bermisi Memanjakan dan Mengajari Cyclist Turing
Cyclist pengguna sepeda Giant atau Liv sangat dimanjakan oleh Terminal Bike Surabaya dan Gun2 Bike Tulungagung. Sebagai agen pemegang merek Giant di Indonesia, mereka menyatukan pengguna Giant dan Liv dalam acara Giant-Liv Ride.
Selain bertujuan untuk silahturahmi antar pengguna Giant dan Liv, Henry Gunawan, bos Terminal Bike Surabaya dan Gun2 Bike Tulungagung mempunyai misi mengajarkan cyclist baru untuk turing berpeloton.
“Kita ingin memberikan pengalaman baru yang seru dalam bersepeda. Dengan mengikuti even resmi begini maka mereka akan aman. Ada polisi patwal, ada marshal, dan ada sweeper. Jadi tidak mungkin ada cyclist yang tercecer,” jelas Henry.
Sengaja dipilih rute Surabaya ke Malang karena rute ini tidak terlalu berat untuk mayoritas cyclist. Dan jalan yang dilalui pun sangat familiar dan sering dilewati.
Karena pandemi belum usai, tetapi mereka sangat mematuhi protokol kesehatan. “Harus selalu bermasker. Tim kami terus mengingatkan cyclist untuk selalu menggunakannya. Juga di tempat start finis diusahakan berpencar,” bilang Jakop Iskandar, store manager Terminal Bike Surabaya.
Gowes bareng Giant-Liv Ride ini diikuti oleh 73 cyclist. Seluruh peserta cukup membayar 200 ribu rupiah saja dan mendapatkan jersey, makan, snack dan minuman di pitstop. Serta voucher belanja komponen Giant di Terminal Bike sebesar 225 ribu rupiah.
Secara jumlah peserta, seharusnya bisa lebih dari itu, tetapi dengan berat hati Jakop harus menutup pendaftaran. “Lebih dari itu bahaya dari sisi protokol kesehatannya,” tukas pria ramah ini.
Minggu, 21 Maret berangkat dari Terminal Bike Surabaya jam 5.30 pagi. Rombongan dikawal oleh polisi patwal melewati jalur utama luar kota Surabaya. Melalui Sidoarjo, Pandaan, Purwosari, Purwodadi, Lawang, Singosari, dan berakhir di Reborn café Malang.
Lukman Sanjaya, ketua Giant Community bersama Bayu dari Tulungagung bertugas memimpin rombongan. “Mereka sangat baik membawa rombongan sehingga bisa membuahkan personal record untuk saya dalam menanjak Pandaan Climb,” tutur Go Cherlie yang menggunakan Giant ini.
Dengan total jarak 80an km itu, Lukman dan Jakop membagi menjadi dua pitstop. Yakni pertama di terminal Pandaan dan di depot tahu Sari Rasa Lawang. Meskipun Stephy Natalia sempat tertinggal rombongan tetapi berhasil dikawal oleh Jakop hingga ke finis di Reborn Café Malang.
“Kita sangat senang karena bisa mengikuti turing sepeda. Meskipun sempat tersasar beberapa kali, tetapi Jakop dan tim sangat membantu dan menemukan kami dan mengawal hingga finis. Pengalaman yang paling keren untuk saya,” tutur Stephy yang baru beberapa bulan bersepeda.
Melihat kesuksesan dan antusiasme dari para cyclist pengguna Giant, Henry dan Jakop ingin menggelar lagi acara yang sama. “Biar lebih meriah dan seru, kita akan gandeng agen Giant di kota lain. Jadi nanti turingnya bisa saling mengunjungi agen di kota atau wilayah lain,” tutup Henry.