Giana Digadang Jadi Bintang Womens NBA
Gianna Maria Onore Bryant putri Kobe Bryant menjadi salah satu korban meninggal akibat kecelakaan helikopter yang ditumpanginya di dekat Calabas, California, Amerika Serikat, pada Minggu waktu setempat (Senin WIB).
Gianna adalah anak kedua Kobe Bryant dari pernikahannya dengan Vannesa pada 2001 silam. Bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya, dalam nadi Gianna juga mengalir darah kehebatan ayahnya dalam mengolah si kulit bundar.
Gadis berusia 13 tahun itu menyukai olahraga basket seperti sang ayah. Ia tergabung dengan Mamba Akademi yang didirikan Kobe Bryant. Bahkan Kobe sempat menyatakan bahwa putrinya akan terlahir sebagai pewarisnya kelak.
Dalam beberapa kesempatan, Bryant sering mengajak putrinya untuk menyaksikan pertandingan bola basket. Ia pun tak memerlukan anak laki-laki sebagai penerus tongkat estafet di dunia basket.
"Saya seharusnya memiliki seseorang yang meneruskan tradisi dan warisan saya. Namun kemudian Gianna seolah berkata 'Saya bisa melakukannya'," ujar Kobe Bryant beberapa waktu lalu seperti dilansir HuffPost.
Rasa bangga Kobe Bryant terhadap Gianna sering ia tunjukkan dalam unggahan Instagram. Ia sering mengunggah video Gianna tengah berlatih. Bahkan Gianna bisa menirukan gerakan fade away jump andalan Kobe Bryant untuk mencetak angka.
Masih dalam HuufPost, Kobe bahkan yakin bahwa putrinya suatu hari nanti bakal menjadi salah satu pemain terbaik di Women's National Basketball Association (WNBA).
"Hal terbaik yang terjadi adalah ketika kita pergi dan penggemar akan mendatangiku dan dia akan berdiri di sampingku. Mereka berkata 'Kamu harus punya anak laki-laki'," kata dia.
"Kami mencoba mengajarkan bagaimana sebuah kehebatan terlihat. Tentu sejumlah anak yang ada di sini ada yang ingin bermain di WNBA," kata dia meneruskan.
Pelatih Sparks Derek Fisher, yang memenangkan lima gelar bersama Bryant dan LA Lakers pun sepakat dengan pernyataan Kobe Bryant. Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Los Angeles Times, Ia mengatakan Gianna memiliki kesamaan dengan ayahnya.
"Sikap dan kepribadian yang sama-sama kompetitif," kata Sparks.
Namun takdir hidup berkata lain. Gianna dan Kobe Bryant harus berpulang lebih dulu akibat kecelakaan helikopter dan membuat seluruh dunia berduka atas kepergiannya. (ant)