Ghuluw Mendera Umat, Ini Pesan Gus Mus dan Prof Quraish Shihab
KH Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin, Rembang mengajak umat Islam untuk hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan di segala hal. Termasuk, tidak boleh berlebih-lebihan dalam agama (ghuluw).
"Berlebih-lebihan itu membuat kita tidak adil sejak dari pikiran. Apalagi berlebih-lebihan dalam mencintai atau membenci," tutur Gus Mus, panggilan akrab sesepuh Nahdlatul Ulama ini.
Jika orang membenci dengan berlebih-lebihan, maka hilang akalnya. Apapun yang dikatakan dan dilakukan oleh orang yang dibencinya akan selalu salah.
"Jika sampean benci sama saya, saya ngomong 2x2 = 4 akan sampean salahkan. 2x2 itu 5-1, pokoknya nggak sama saja dengan saya," kata Gus Mus memberi contoh.
Hal ini bisa dilihat saat ini di media sosial banyak orang yang pintar, namun tidak menggunakan akalnya sama sekali. Hilang semua akalnya, bahkan saat diberi sesuatu yang objektif.
Larangan Ghuluw
Al-Quran dan sunah menggunakan kata ghuluw untuk meng gambarkan "melampaui batas" dalam beragama. Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Apa, Mengapa, Bagaimana Wasathiyyah" menyebut ghuluw dalam berbagai bentuknya mengandung makna ketinggian yang tidak biasa.
Harga sesuatu barang yang lebih mahal dari yang biasa dilukiskan dengan kata ghally. Air yang mendidih saat panas dilu kiskan dengan kata yaghaly-ghalayan meski belum mencapai batas akhir.
"Wahai ahli kitab, janganlah melakukan ghuluw (melampuai batas) menyangkut keberagamaan kamu. Jangan berucap/per caya menyangkut Allah kecuali yang hak." (QS an-Nisa:59).
Quraish Shihab beranalogi, jika ghaly dikatakan sebagai mahal, tidak berarti harga itu telah mencapai puncak batas kemahalan. Maksud mahal disini sebatas pada harga sesuatu yang melampaui batas normal sehingga dibilang mahal.
Di dalam hadis, kata yang sama pun kerap digunakan. Sahabat Nabi Ibnu Abbas menyampaikan, Nabi SAW di atas untanya ketika melaksanakan haji. Pada hari pelemparan jumrah, Rasulullah meminta batu-batu untuk digunakan melontar. Ibnu Abbas Ra pun mengambil sekian batu kecil dengan ukuran yang biasa untuk melontar.
Saat batu-batu itu di dalam genggaman Nabi SAW, beliau bersabda, "Yang seperti inilah (besarnya) yang hendaknya kalian gunakan melontar." Kemu dian, beliau bersabda, "Wahai seluruh manusia, hindarilah ghu luw (pelampauan batas) dalam keberagamaan. Karena yang membinasakan (umat) sebelum kamu adalah ghuluw dalam ke beragamaan." (HR Ibnu Majah).
Di dalam kadar yang lebih besar, berlebihan bisa dikatakan sebagai ekstrem. Sebuah kata yang diserap dari bahasa Inggris bermakna paling ujung, paling tinggi, paling keras, dan sebagainya. Bahasa Inggris mendefinisikannya sebagai the greatest degree.
Ghuluw memang berbeda de ngan ekstremisme. Quraish Shihab bertamsil, orang di Barat masih membenarkan hal yang dilakukan selama tidak menimbulkan kekerasan atau pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Karena itu, makna ekstremitas adalah sesuatu yang telah melewati ujung. Di antara mereka ada yang membolehkan pelecehan simbol-simbol agama, bahkan terhadap para nabi dan tokohtokoh yang dihormati masyara kat. Andaikata tidak memboleh kan, mereka tidak mengecam pe la kunya dengan dalih kebebasan berbicara.