Sepakat Tolak RUU Ciker, Getol Jatim Bakal Aksi di Bundaran Waru
Sejumlah organisasi dan aktivis di Jawa Timur menyatakan penolakannya terhadap Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciker) di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Kamis 5 Maret 2020. Mereka bersepakat berhimpun dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim dan berencana melakukan unjuk rasa di Bundaran Waru.
“Kami memiliki beberapa alasan, yang pertama perlu diperhatikan adalah perlindungan upah, yang kedua terkait pesangon,” kata Habibus Sohibi, juru bicara LBH di acara tersebut.
Ia juga berpendapat, kalau konsep RUU Ciker tersebut merupakan cara pemerintah untuk mendapatkan investor asing. Namun di sisi lain, masyarakat pekerja yang akan terkena imbasnya.
“Caranya sama seperti jaman kolonial Belanda pada abad ke -19 dulu. Mereka dapat untung, tapi memeras tenaga pekerja tanpa memberi perlindungan serta memberikan upah murah,” lanjutnya.
Selain LBH, pernyataan sikap itu juga dihadiri oleh beberapa perwakilan buruh di Jatim, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), serta Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jatim. Mereka juga sepakat menolak RUU Ciker untuk disahkan.
Meski temanya perihal buruh, namun menurut Rere Christianto, selaku perwakilan Walhi, rancangan perundangan tersebut juga berpotensi mengancam ekologi lingkungan. Sebab, RUU tersebut menyangkut penyederhanaan perizinan kawasan pertambangan.
“Kan yang tahu daya tampung sebuah wilayah itu kepala daerah, tapi kenapa itu dipangkas langsung ke pemerintah pusat. Pusat kan gak tau apa-apa soal itu,” ungkap Rere, ketika memberikan keterangannya di depan audiens.
Dalam pernyataan sikap tersebut mereka bersepakat bernaung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim. Mereka berencana menggelar aksi besar di Bundaran Waru, Sidoarjo, pada 11 Maret 2020, besok.
“Kami sudah tidak percaya sama semua pemerintahan terkait Mas. Jadi kami hanya pengen masyarakat saja yang tahu, kalau mereka semua terancam. akhirnya perjanjian titik kumpulnya di sana,” ungkap Habib, ketika ditemui di depan kantor LBH.
Advertisement