Tolak RUU Ciker, Getol Jatim Bakal Duduki Lagi Bundaran Waru
Aliansi Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, memenuhi Bundaran Waru, Sidoarjo, Rabu, 11 Maret 2020 siang. Ketika berorasi, mereka mendesak Presiden Joko Widodo, untuk segera membatalkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciker), yang dinilai merugikan buruh.
"Kami aliansi Getol Jatim, dengan ini memerintahkan dengan tegas kepada Presiden dan DPR RI untuk membatalkan pembahasan RUU Omnibus Law," kata Dony Ariyanto, selaku koordinator aksi, ketika berorasi di atas mobil komando.
Donny pun meminta seluruh peserta aksi, untuk terus melakukan perlawanan, jika aspirasi yang mereka kemukakan, tidak kunjung mendapat tanggapan dari Presiden Jokowi dan pemerintah.
"Kami aliansi Getol menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk melakukan perlawanan apabila presiden dan DPR RI masih melanjutkan pembahasan RUU Omnibus Law," tegasnya, sembari menunjuk peserta aksi.
Selain itu, ia mengatakan Getol akan kembali menggelar aksi turun jalan pada Senin, 23 Maret 2020. Dalam agenda tersebut, rencananya bakal diikuti oleh elemen buruh dan mahasiswa dengan jumlah yang lebih besar.
"Kami akan turun aksi lagi tanggal 23 (Maret), kosongkan pabrik, kosongkan kampus, hidup buruh, hidup mahasiswa!," katanya.
Selain itu, Sekjen DPW FSPMI Jatim, Jazuli, ketika mendapatkan kesempatan berorasi, mengatakan kalau pada aksi 23 Maret mendatang akan kembali dilakukan di Bundaran Waru, Sidoarjo.
Ia mengungkapkan, Getol lebih memilih menggelar aksi ini di jalan dari pada di depan gedung pemerintahan. Hal itu karena pihaknya mengaku sudah tak percaya lagi dengan pemerintah daerah.
"Kami sudah tak punya pemerintah. Mereka hanya diam melihat rakyatnya dalam bahaya," katanya.
Getol, kata dia juga akan memblokade seluruh lalu lintas di sekitaran lokasi. Jika digelar di Bundaran Waru, maka, kata Jazuli, perbatasan Sidoarjo-Surabaya dan Gerbang Tol Waru akan ditutup.
"Kemungkinan kami lakukan (penutupan). Hari ini kami toleransi dengan pengguna jalan lain. Kami akan totalitas sehari penuh, harapan kami pemerintah lihat reaksi rakyat," ungkap Jazuli.