Getok Harga Ikan Rp4,1 Juta di Resto Langkawi Malaysia
Getok harga makanan selangit bukan cuma cerita di Indonesia. Sebuah restoran seafood terapung di Langkawi Malaysia viral. Gara-garanya, pemilik akun Facebook @mfariz.zul membagi kisahnya "kena getok" 1.759,50 Ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp6 juta untuk tujuh orang, usai makan menu ikan siakap atau kakap putih. Khusus menu ikan siakap seberat 7 kg dipatok harga 1,196 Ringgit Malaysia (RM) atau Rp 4,1 juta.
Kendati kaget, si pemilik akun tetap membayar sekaligus menyarankan restoran tidak mengulangi perbuatan tersebut, termasuk menyajikan ikan sebesar itu hanya untuk dimakan tujuh orang.
"Saya kaget lho pas harus bayar bon makanan saya sampai RM 1,759. Mana tidak ada uang tunai, meskipun berat ikan siakap yang kita pesan itu sampai 7 kg. Tapi tetap saya berikan nasihat ke pemilik resto, jangan jualan dengan cara seperti ini. Banyak juga pelanggan lainnya yang harus bayar mahal makan di sini," komplain pengguna Facebook yang menggunakan tulisan Arab untuk namanya.
Selain orang tersebut, ternyata ada pelanggan lain yang juga pasrah ketika dikenakan tagihan sebesar 755 RM (Rp2,6 juta) hanya untuk makan dua orang. "Kami sebenarnya maklum harga di sini agak mahal," tulisnya.
Pemilik Restoran Mencantumkan Harga Menu per 100 Gram
Melansir Says, pemilik restoran itu pun angkat bicara. Ia mengaku menerima pesanan dan meminta pelanggan melihat ikan sebelum dimasak, tapi mereka tidak mau melakukannya.
"Saya menyarankan pada pelanggan untuk memesan ikan lain seperti kakap merah atau kerapu dengan ukuran antara satu hingga 1,5 kilogram (kg), lebih cocok sebagai lauk," kata pemilik restoran seafood terapung.
Si pemilik restoran menambahkan, harga ikan kakap putih yang disajikan juga telah tertera di menu restoran. Tertulis di sana, sebagaimana diklaim, ikan tersebut dibanderol 16 RM (Rp55 ribu) setiap 100 gram.
"Saya sudah menjelaskan pada pelanggan bahwa ikan yang dipesan, yang beratnya sekitar 7 kg, itu tidak dijual, tapi disimpan di kolam untuk dilihat pengunjung restoran," katanya.
Dia juga membantah membebankan biaya tambahan 5 persen untuk pembayaran kartu kredit seperti yang dituduhkan pelanggan.
Begitu juga keluhan menu makanan lainnya yang dibilang mahal, si pemilik restoran mengaku bahwa makanan-makanan pendamping seperti nasi atau telur dadar, sesuai dengan harga yang mereka patok karena ukurannya besar dan porsinya banyak.
"Pelanggan yang dikatakannya 'pasrah' juga memesan menu lain, seperti lobster seberat hampir 1 kg, ketam, dan ikan kerapu harimau," tuturnya.
Komentar Netizen Terbelah Pro dan Kontra
Dua pengakuan berbeda antara pelanggan dan pemilik restoran membuat netizen yang pro dan kontra. Ada yang membela pihak pembeli, ada juga yang membela pihak restoran.
"Kalau memang sudah jelas seperti ini, saya rasa ini bukan restoran ketok harga. Tapi pembelinya saja yang ceroboh, sudah disarankan untuk ambil ikan yang kecil tetap saja ngeyel," kritik salah satu netizen.
"Pertanyaannya ini yang dipesan itu ikan masih hidup atau ikan yang sudah dalam bentuk frozen? Kalau konsep restorannya memang live seafood tentu saja harganya pasti lebih mahal. Apalagi ini restoran dekat laut, daerah Langkawi pasti dong mahal," bela salah satu netizen.
"Wow, cerita ini bisa jadi pelajaran kalau sebaiknya kita jangan langsung asal pesan ya. Terutama di restoran pinggir laut daerah wisata harganya pasti mahal," sahut netizen lainnya.
Wisata di Langkawi Dibuka dengan Cerita Getok Harga Makanan dan Sampah
Langkawi sudah mengizinkan kunjungan wisatawan domestik sejak 16 September 2021. Tidak hanya soal klaim getok harga, sehari setelah dibuka, destinasi pulau di Malaysia ini sudah menarik perhatian karena video perairannya yang dipenuhi sampah.
Klip berdurasi 39 detik itu diunggah ulang pengguna Twitter @amin_hafiszat dari video TikTok. Terdengar di sana seorang pria menceritakan bagaimana pulau itu "sangat tercemar karena orang-orang." Video singkat itu diduga diambil sehari setelah Langkawi dibuka kembali, yaitu 17 September 2021.
Video itu diambil di perairan dekat Bukit Malut dan dua resor terkemuka. Menanggapi kicauan yang mengumpulkan belasan ribu retweet, Anggota Parlemen (MP) Langkawi Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan, ia menghubungi dewan lokal untuk segara menangani masalah ini.
"Langkawi adalah pulau wisata. Saya mengajak semua orang untuk lebih bertanggung jawab dan tidak membuang sampah sembarangan. Mari kita jaga Langkawi, permata Kedah," ujarnya dalam quote tweet unggahan yang dimaksud.
Advertisement