Getaran Gempa Banjir Lahar Dingin Semeru, Warga Diimbau Waspada
Getaran gempa banjir lahar dingin Gunung Semeru terekam hampir dua jam akibat hujan deras mengguyur kawasan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, Sabtu, 24 Februari 2024.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya di Lumajang, Sabtu, menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada 24 Februari 2024 pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir lahar dingin.
"Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 6.093 detik," katanya.
Selain terjadi getaran banjir, aktivitas Gunung Semeru juga mengalami 22 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 20-22 mm dan lama gempa 77-131 detik, kemudian 7 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 41-43 detik.
"Untuk pengamatan secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah tenggara," tuturnya.
Gunung Semeru juga erupsi pada pukul 06.33 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak (sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement