Warga dan Veteran Geruduk DPRD Surabaya Tolak Keputusan Pansus Perubahan Nama Jalan
Sejumlah elemen masyarakat Surabaya melakukan aksi damai di depan Gedung DPRD kota Surabaya, mereka memprotes pergantian nama dua jalan yakni Jalan Dinoyo dan Jalan Gunungsari, Surabaya.
Gabungan beberapa elemen masyarakat yang menamakan dirinya Gerakan Peduli Rakyat Suroboyo (GPRS) dan Keluarga Besar Rakyat Surabaya Perjuangan (KBRSP) ini menolak keras keputusan Panitia Khusus Rancangan Perda Perubahan Nama Jalan yang menyetujui pergantian nama Jalan Dinoyo dan Gunungsari Surabaya menjadi Jalan Pasundan dan Prabu Siliwangi.
"Kami dengan tegas menolak penggantian Jalan Dinoyo menjadi Jalan Pasundan, dan Jalan Gunungsari Sari menjadi Jalan Prabu Siliwangi," kata Edi Firmanto, perwakilan massa, di sela aksi, Jumat 10 Agustus 2018.
Ia mengatakan, jika nama jalan ini tidak ada kaitannya sama sekali keutuhan kerukunan antar daerah. Menurutnya keutuhan berbangsa akan tetap terjaga dari dulu kala hingga saat ini.
"Jika nantinya Jalan Gunungsari dan Dinoyo diubah maka keputusan itu adalah upaya pengaburan sejarah," kata Edi.
Soal sejarah Jalan Gunungsari, kata dia, dianggap sebagai tempat berkumpulnya para pejuang di era kemerdekaan. Jalan itu digunakan sebagai temoat para pejuang membendung serangan yang datang dari wilayah barat Surabaya.
Sementara di Jalan Dinoyo, di kawasan itu terdapat sebuah Tangsi Militer peninggalan Belanda, dan itu semua, kata Edi, hendak dikaburkan oleh pemerintah dengan perubahan nama jalan ini.
"Perubahan nama jalan meski secuil yang diubah, itu sama saja mengoyak peninggalan pahlawan dan kesejarahan," kata dia.
Sementara itu, di dalam Gedung DPRD Surabaya digelar rapat hiring antara Pansus Pergantian Nama Jalan dengan sejumlah Veteran Tentara Republik Indonesia Pelajar (MAS TRIP) Jawa Timur.
Dari hasil rapat dengar yang dilakukan di dalam Gedung DPRD kota Surabaya, ternyata, dari 12 anggota pansus, hampir seluruhnya menyetujui jika Jalan Dinoyo dan Gunungsari diubah nama.
Namun 1 orang diantaranya, ternyata menolak dan tidak menyetujui keputusan itu. 1 orang anggota pansus itu diketahui adalah ketua Pansus itu sendiri, Fatchul Muid.
"Alhamdulillah, ternyata saya tidak sendiri Saya akan tetap memperjuangkan suara kawan-kawan di rapat paripurna esok," jata Fatchul ditemui, sesuasi raoat dengar.
Senada dengan massa aksi, Salah satu veteran, Marbai, usai mengikuti rapat dengar, mengatakan pihaknya tetap pada pendirian, mempertahankan nama Jalan Gunungsari, dan Jalan Dinoyo seperti semula.
"Nama jalan ini sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Soekarwo dilahirkan," kata dia.
Sebagaimana diketahui, rencana perubahan nama jalan ini bermula ketika Gubernur Jawa Timur Soekarwo berniat melakukan rekonsiliasi dengan Gubernur Provinsi Jawa Barat, melalui perubahan nama jalan di masing-masing wilayahnya, hal ini sebagai simbol perdamaian konflik dua budaya. (frd/wit)