Gerindra Sebut Pernyataan Jokowi Bisa Picu Perang Sipil
Partai Gerindra mengkritik pidato Presiden Joko Widodo kepada massa relawannya akhir pekan lalu. Jika tidak bijak disikapi, pidato itu dinilai merupakan provokasi bagi anak bangsa.
"Di hadapan para relawannya, Presiden Jokowi menyulutkan percik pertikaian antar anak bangsa," kata Ketua DPP Partai Gerindra, Mohammad Nizar Zahro, Selasa 7 Agustus 2018.
Politisi asal Bangkalan Madura ini mengatakan, menyambut pidato presiden tersebut, banyak para relawan Jokowi yang menyatakan siap melaksanakan arahan. Artinya, kata Nizar, seruan presiden itu bisa memantik perkelahian secara terbuka.
"Bila perkelahian meluas melibatkan masyarakat, maka terjadilah perang sipil. Bila perang sipil meledak, maka ancaman disintegrasi bangsa sudah di depan mata," ujarnya.
Menurut mantan anggota DPRD Jawa Timur ini, persaingan politik tidak boleh menjurus pada perkelahian fisik. Sepanas apapun suasana pemilu, tetap harus ditanggapi secara dingin dan bijak.
"Memerintahkan satu pihak berkelahi, itu artinya presiden memposisikan sebagian rakyatnya sebagai musuh yang harus diperangi," kata Nizar.
Sekadar diketahui, saat rapat umum relawan di Sentul Internasional Convention Center, Bogor, Sabtu 4 Agustus 2018, Jokowi menyampaikan sejumlah pesan kepada para relawannya.
Saat itu, mantan Walikota Solo ini meminta para relawannya tidak gentar menghadapi lawan yang melakukan cara-cara negatif dalam kampanye pemilihan presiden. Jokowi minta para relawan bisa membalas dengan cara yang sepadan.
"Kalau diajak berantem juga berani. Tapi jangan mengajak loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi, jangan mengajak. Tapi kalau diajak, tidak boleh takut," kata Jokowi. (man)