Gerindra: Pemerintah Tak Serius Tangani Gempa Palu dan Donggala
Pemerintah dinilai setengah-setengah dalam menangani bencana gempa bumi disertai tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal itu diutarakan oleh Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono. Menurutnya, pemerintah bahkan enggan menerjunkan sejumlah alat untuk kepentingan evakuasi para korban yang diperkirakan kini masih tertimbun reruntuhan akibat gempa.
"Dalam penanganannya pemerintah ini setengah-setengah. Coba lihat, harusnya semua kendaraan udara dan kendaraan laut kita bisa dikerahkan, tapi ini apa," kata dia, usai meresmikan relawan Be Uno, di Surabaya, Senin, 1 Oktober 2018.
Anggota DPR RI komisi V ini juga mengatakan, evakuasi tak berjalan optimal sebab pemerintah kini masih belum bisa menjangkau tempat-tempat tersebut, alasannya, menurut dia adalah karena listrik dan komunikasi yang tidak berfungsi, selain itu juga karena akses infrstruktur yang hancur pasca gempa.
"Ini nggak bener, kalau listrik mati, alat komunikasi mati, ya kita pakai helikopter untuk mencapai ke titik yang susah dijangkau. Pemerintah sebenarnya punya helikopter seluruh Indonesia lebih dari 50. Kerahkan aja 10, ketemu semua mayat itu," ujar dia.
Ia menganggap kelambanan ini adalah bukti bahwa pemerintah tidak secara serius melekakan penanganan pasca gempa Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah.
"Ini bukti bahwa pemerintah tidak secara serius untuk mengevakuasi nyawa publik, dan itu melanggar undang-undang, karena dikatakan bahwa tumpah darah masyarakat Indonesia ini wajib dilindungi oleh pemerintah," kata dia.
Maka, menurutnya, jika perlu sebagaian besar alat yang dimiliki pemerintah kini seharusnya dikerahkan untuk melakukan penanganan dan evakuasi di lokasi bencana.
"Katakan sekitar 50 persen itu harus dikerahkan untuk segera mengevakuasi korban yang ada di sana siapa tahu, ada korban yang masih nyawanya masih bisa diselamatkan," ucapnya.
Pihaknya sendiri, kata Bambang kini tengah mempersiapakan bantuan-bantuan yang akan segera dikirimkan untuk para korban dan warga terdampak di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah.
"Pasti dipersiapakan, berupa makanan, sembako, tapi permasalahannya kan infrastrutur tidak sampai kesana, yang dimana kita tidak punya, kalau kita punya heli kopter seperti pemerintah ya kita kerahkan semuanya," pungkas dia.
Sementara itu, korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah kini terus bertambah. Sampai saat ini data korban meninggal yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai 844 jiwa.
"Data itu masih bisa bertambah karena jenazah terus berdatangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers tentang penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018 seperti dikutip Antara. (frd/amr)