Gereja Katedral Makassar yang Dibom, Gereja Tertua di Sulawesi
Gereja Katedral Makassar baru saja diserang teror bom bunuh diri pada Minggu, 28 Maret 2021. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.28 WITA. Dahulu gereja ini bernama Gereja Katedral Ujung Pandang. Kini, bernama resmi Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus.
Gereja yang berlokasi di Jalan Kajaolalido No 14, Kecamatan Ujung Padang itu merupakan gereja tertua di kota Makassar dan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Gereja ini didirikan pada 1898 pada permulaan tahap kedua kehadiran Gereja Katolik di Makassar.
ini merupakan salah satu landmark Kota Daeng karena memiliki nilai historis yang tinggi. Gereja Katedral Makassar (GKM) juga menjadi saksi bisu perkembangan pesat Makassar, masa pemerintahan kolonial Belanda, penjajahan Jepang hingga revolusi kemerdekaan. Gereja ini kabarnya juga sebagai gereja tertua di kota Makassar dan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Sejarah Gereja Katedral Makassar
Dalam buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia (G. Vriens, 1972), tibanya tiga pastor dan misionaris asal Portugal yakni Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, seorang bruder bernama Bernardinode Marvao, di Pelabuhan Makassar pada 1525 jadi awal penyebaran Katolik di Makassar dan Sulawesi Selatan.
Ketiganya melakukan pelayanan kepada para pelaut dan warga Portugis yang beragama Katolik. Mereka juga turut melayani sejumlah raja dan bangsawan Sulawesi Selatan yang telah dibaptis. Pada 1548, Pastor Vincente Viegas didatangkan dari Malaka ke Makassar sebagai tambahan tenaga.
Hingga pada akhirnya Raja Gowa yang pertama memeluk Islam, yaitu Sultan Alauddin memberi izin umat Katolik untuk mendirikan gereja pada 1633. Namun gejolak politik antara VOC dan orang-orang Portugis menyebabkan para rohaniwan Portugis tersingkir dari Makassar. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor yang menetap di Makassar.
Jemaat yang masih ada hanya dilayani oleh pastor yang berlayar dari Surabaya atau Larantuka. Pada 1892, surat dari Batavia memutuskan Pastor Aselbergs SJ, dipindahkan dari Larantuka ke Makassar. Pastor Aselbergs ini yang merintis upaya pembangunan gereja.
Proses pembangunan rupanya sempat tertunda beberapa bulan lantaran kusen jendela dan besi tak kunjung tiba dari Belanda. Hingga pada 1900, gereja katedral resmi digunakan. Selain bangunan utama, tiga buah lonceng pemberian salah satu jemaat pada 1923 turut diletakkan di menara selatan.
* Gereja didirikan pada 1898-1900 (pembangunan gedung gereja). Gereja lantas direnovasi pada 1939-1941.
* Uskup Agung Makassar sejak 1961 adalah:
- Mgr. Nicolaus Martinus Schneiders, CICM (1961-1973)
- Mgr. Dr. Theodorus Lumanauw, Pr (1973-1981)
- Mgr. Dr. Frans van Roessel, CICM (1981/1988-1995)
- Mgr. Dr. John Liku-Ada, Pr. (1995 sampai sekarang)
- Sejak gereja ini menjadi Stasi dan Paroki (7 September 1892) sampai 19 Oktober 1997), ada 61 pastor yang pernah melayaninya (pastor paroki dan pastor pembantu), ada 14.860 orang baptis, dan 2.567 pasangan pengantin yang diberkati di gereja ini.
* Sumber: Wikipedia