Gereja Betlehem Ditutup karena Virus Corona
Gereja Kelahiran Yesus di Kota Betlehem ditutup tanpa batas waktu. Pemicunya, wabah virus corona atau COVID-19. Hal ini disampaikan seorang juru bicara gereja, Jeres Qumsiyeh.
“Setelah empat kasus dicurigai dilaporkan di sebuah hotel di Kota Betlehem oleh kantor berita AFP, kementerian kesehatan Palestina menyerukan agar gereja-gereja lokal, masjid-masjid dan lembaga-lembaga lain untuk tutup hingga pemberitahuan lebih lanjut,” demikian penjelasannya.
Kementerian sebelumnya telah mengumumkan bahwa banyak kasus diduga virus corona terdeteksi di sebuah hotel di daerah Betlehem, yang pertama di wilayah Palestina.
Kepala Direktorat Kesehatan setempat, Imad Shahadeh, mengatakan kepada AFP seperti dikutip Minggu, 8 Maret 2020 bahwa sekelompok wisatawan Yunani mengunjungi hotel tersebut pada akhir Februari, dan dua di antaranya kemudian diketahui positif virus corona.
Gereja Kelahiran Yesus biasanya didatangi puluhan ribu pengunjung dan peziaran untuk liburan Paskah bulan depan. Sementara itu lebih dari 3.150 kasus virus corona telah dilaporkan di Timur Tengah.
Isolasi Wilayah Darurat
Mengutip Al Jazeera, pihak berwenang telah mengumumkan lockdown atau isolasi wilayah dan keadaan darurat Kota Betlehem di Tepi Barat selama 30 hari. Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila mengatakan, 16 kasus penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus telah terdeteksi di Tepi Barat, termasuk sembilan kasus baru di Betlehem, menurut kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Kementerian pertahanan Israel mengatakan telah memberlakukan tindakan darurat di Betlehem, dengan semua orang "dilarang memasuki atau meninggalkan kota". Lockdown itu telah diberlakukan "dalam koordinasi dengan Otoritas Palestina" (PA).
Israel mengendalikan semua pintu masuk ke Tepi Barat, tetapi otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah memiliki otonomi terbatas di kota-kota.
Semua Kegiatan Dihentikan
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengumumkan, semua kecuali perjalanan penting antara gubernur Palestina sekarang dilarang, sementara semua sekolah dan fasilitas pendidikan akan ditutup.
Tak terkecuali taman umum dan lokasi wisata akan ditutup sementara acara olahraga besar, konferensi, dan pertemuan besar lainnya dibatalkan.
Jalan-jalan di Betlehem dan Ramallah hampir kosong sejak 6 Maret 2020 pagi, dengan sebagian besar toko tutup. "Meskipun para pejabat mengatakan kepada mereka untuk tetap tenang, beberapa orang membeli makanan, air dan membersihkan persediaan karena takut penutupan akan berlangsung lama," kata Nida Ibrahim dari Al Jazeera, melaporkan dari Ramallah.
Advertisement