Ratusan pelaku seni Pecut dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam kegiatan Kirab 1000 Pecut yang berlangsung Minggu 29 September 2019. Kegiatan Gerebek Suro dan Kirab 1000 Pecut ini digagas oleh Karang Taruna Kelurahan Kemasan Kota Kediri. "Saya hanya diajak oleh pemuda Karang Taruna di sini, untuk membantu kegiatan ini. Hari ini kan sudah masuk dipenghujung bulan Suro, sekalian juga peresmian Kelurahan Kemasan sebagai kampung pecut. " terang Mohammad Hanif selaku Ketua Pecut Samandiman Kota Kediri. Kirab ini melibatkan 1000 orang pelaku seni pecut. Mereka yang mengikuti kirab tidak hanya didominasi oleh orang dewasa, melainkan juga anak anak. Meski usia mereka masih tergolong bocah, tetapi mereka tampak mahir memainkan alat tradisional pecut. "Paling kecil usia 5 tahun, sudah bisa memainkan pecut, " Kata Hanif. Dari 1000 pelaku seni pecut, 588 diantaranya berasal dari luar kota, diantaranya berasal Bontang Kalimantan Timur, Gresik, Sidoarjo, Jombang, Pasuruan, Jember, Malang, Blitar, Tulunganggung, Trenggalek, Ponorogo, Salatiga, Semarang, termasuk Kabupatan dan Kota Kediri sebagai tuan rumah penyelenggara. Gerebek Suro dan Kirab 1000 Pecut mengambil Start di Jalan MH Tamrin lalu dilanjut menuju rute Jalan Joyo Boyo, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Doho, Jalan Pati Unus dan Jalan Patimura. Hanif mengungkapkan persemian kampung Pecut di Kelurahan Kemasan Kota Kediri sudah dikoordinasikan ke Disbudparpora. Pemberian nama Kampung Pecut karena dilatar belakangi masyarakat yang tinggal di Kelurahan Kemasan pada umumnya menyukai kesenian jaranan dan Pecut. Disamping mahir memainkan kesenian Pecut, ada beberapa warga juga membuka usaha untuk membuat alat tradisional pecut. Kesenian pecut mulai dikenal sejak tahun 2007 lalu setelah berdirinya Jaranan Wahyu Krido Budoyo. "Sudah, ini tadi kebetulan wakil ketua DPRD juga hadir, camat, lurah, serta tokoh-tokoh lainya. Dinamakan kampung Pecut karena masyarakat sering nyebut Pecat Pecut akhirnya sampai berdirinya paguyuban Jaranan di Lingkungan Kelurahan Kemasan. Kebetulan saya yang dulu merintis, Paguyuban Se-Kota Kediri. Akhirnya direspon oleh warga, teman teman dan tokoh masyarakat," beber Hanif. (Fen)