Gerakan Sedekah, Kirab Koin Disambut Hangat di Unisma
"Tidak hanya mendukung dengan lisan, tetapi juga mengambil peran aktif dalam setiap gerakan yang dilakukan NU," kata Rektor Unisma H Maskuri.
Menyambut dan menyemarakkan Kirab Koin NU di Malang, Universitas Islam Malang (Unisma), menggelar Gerakan Sedekah. Gerakan Sedekah diwujudkan dengan diedarkannya replika kotak infak kepada semua civitas academika hingga datangnya kotak infak raksasa yang asli.
Dimulainya gerakan ini ditandai dengan acara buka puasa bersama, Rabu (30/5/2018). Buka puasa bersama diikuti pihak yayasan, pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Hadir dalam acara tersebut sekitar 3.500 orang.
Rektor Unisma, H Maskuri dalam sambutannya menyampaikan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan dan perjalanan NU, Unisma harus mendukung terus langkah yang dilakukan NU untuk kesejahteraan umat. "Tidak hanya mendukung dengan lisan, tetapi juga mengambil peran aktif dalam setiap gerakan yang dilakukan NU," tegasnya.
Maskuri menyampaikan, adanya Kirab Koin NU sebagai langkah cerdas dalam branding NU sebagai organisasi terbesar menuju kemandirian organisasi. "Dengan ini kita bisa tunjukkan kepada masyarakat dan dunia, bahwa NU punya langkah taktis dan praktis dalam memperkuat dan meningkatkan semangat umat dalam berkhidmat di NU," ujarnya.
Maskuri menyebut Kirab Koin hanyalah simbol. Sejatinya semangat yang muncul dari Kirab Koin NU sangat besar. Karenanya, dengan adanya kirab tersebut, kebanggaan Nahdliyin akan NU telah dan bakal muncul di mana mana.
Sementara itu Habib Muladawilah yang memberi siraman ruhani juga mendukung gerakan Kirab Koin NU. "Persatuan dan kesatuan adalah bukti nyata dari gerakan ini dan oleh karenanya harus didukung penuh oleh kita semua Nahdliyin," katanya.
Fathoni, salah satu relawan mengaku senang dan bangga bisa menjadi bagian dari gerakan sedekah ini. "Semoga tahun depan bisa diadakan lagi," harapnya.
Kirab Koin NU untuk wilayah Malang diagendakan tiba Selasa (5/6) mendatang. Kirab Koin NU secara nasional dilepas Rais Aam PBNU \
KH Ma'ruf Amin di Pesantren Annawawi Tanara, Banten, Maret lalu. Disebut kotak raksasa karena kotak infak yang dikirab berukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 99 sentimeter.
Ukuran ini, menurut, KH Ma'ruf Islamuddin, ketua PCNU Sragen dan penggagas Koin NU, memiliki keistimewaan. Angka sembilan lekat dengan NU, seperti Walisongo yang terdiri dari sembilan tokoh, ataupun asmaul husna yang terdiri dari 99 nama.
Kirab Koin NU bertujuan bukan untuk meminta-minta kepada Nahdliyin, namun terutama untuk mengenalkan gerakan kemandirian dan kedermawanan. Berdasarkan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LAZISNU 2018, merekomendasikan gerakan Koin NU sebagai gerakan nasional.
Adanya kirab Koin NU merupakan restu PBNU untuk mengenalkan gerakan Koin NU di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan tema Rakornas kala itu, Arus Baru Kemandirian NU, Menuju 100 Tahun NU. (adi)