Gerakan Repatriasi Koleksi Museum di Barat, Ini Dukungan Kemenag
Gerakan repatriasi atau mengembalikan benda benda bersejarah hasil rampasan masa penjajahan, kembali menjadi milik bangsa Indonesia. Benda bersejarah tersebut, kini diupayakan Kementerian Agama RI untuk bisa kembali ke Indonesia. Termasuk benda-benda bersejarah asal Indonesia yang kini berada dan menjadi koleksi sejumlah museum di luar negeri.
"Benda-benda bersejarah itu, di antarnaya, berada di Meseum Volkenkunde di Leiden dan Toopen Museum di Amsterdam, Belanda," tutur Kepala Pusat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Balitbangdiklat Kemenag, Muhammad Zain, dalam keterangan Senin, 23 Desember 2019.
“Jika rencana repatriasi koleksi museum ini ditetapkan, Kemenag sangat mendukung dan sebisa mungkin menampung koleksi-koleksi yang berkaitan dengan keagamaan dan bersinergi dengan perpustakaan atau museum di Indonesia yang terkait. Gerakan repatriasi perlu diapresiasi, kami sangat mendukung,” ujar Muhammad Zain.
Jumlah koleksi dari Indonesia yang tersimpan di museum ini adalah 79.863 buah. Sebanyak 3.329 benda berasal dari Bali, 13.685 dari Jawa, 5.931 dari Kalimantan, 5.453 dari Maluku, 1.005 dari NTB, dan 3.046 dari NTT.
Khusus untuk buku, terdapat 4.288 buku tentang Indonesia. Khusus tentang Nusa tenggara sendiri terdapat 152 buku yang tersimpan di museum ini. Koleksi dari Timor terdiri dari 41 buah dari Belu, 625 dari Kupang (termasuk Rote 425, Sabu 187), 16 dari TTS dan 18 dari TTU.
Kunjungan ke Meseum Volkenkunde di Leiden yang diikuti Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag RI Abdurrahman Mas’ud dan bersama tim peneliti Balitbangdiklat bertemu dengan Dr. Francine Brinkgreve (Curator Insular Southeast Asia).
Pertemuan tersebut dilakukan ketika dalam rangka menjajaki khazanah keagamaan dan tradisi di Meseum Volkenkunde di Leiden dan Toopen Museum di Amsterdam. Abdurrahman Mas'ud menjelaskan tentang potensi kerjasama yang dapat dilakukan litbang dengan museum tersebut.
"Kami berkepentingan untuk mengadakan riset, pelatihan dan semacamnya, sehingga kami tertarik dengan koleksi yang dimiliki museum volkenkunde ini," ujar Mas'ud.
Dalam kunjungan di Museum Volkenunde, Francine menjelaskan adanya beberapa artefak dan manuskrip dari Indonesia yang tersimpan di Museum. Beberapa koleksi benda-benda etnografi dari Indonesia yang otentik adalah patung-patung dari candi Singasari, Keris Jogja dari Dr Groneman (Dokter pribadi Sultan Hamengku Buwono VI), Badik Teuku Umar, dan Harta Cakra Negara ada di Museum Volkenkunde.
Museum Volkenkunde merupakan salah satu museum etnografi tertua di dunia. Hingga saat ini, total koleksi benda museum Volkenkunde mencapai lebih dari 240,000 buah yang berasal dari berbagai penjuru dunia, mulai dari benua Afrika, Asia termasuk Indonesia, Jepang, Korea, China, kemudian dari Australia, Oceania, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Amerika Utara hingga Kutub Utara.