Gerakan Nasional Anti-Islamofobia Berdiri, Ini Fakta Pendorongnya
Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI) dideklarasikan sejumlah tokoh, dan aktivis lintas ormas Islam, di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat 15 Juli 2022. Gerakan melawan isu Islamofobia di dunia yang digambarkan media Barat sebagai kaum terororis dan radikalis.
Pada kesempatan itu, deklarasi dan pernyataan sikap GNAI dibacakan Presidium Ferry Juliantono.
"Pascaera Perang Dingin, dunia Barat menghasilkan sumber ancaman dan bahaya dari komunisme ke Islam yang termanifestasi dalam bentuk radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme. Kondisi itu mengakibatkan munculnya stigma terhadap ajaran Islam sebagai ajaran yang berbahaya dan menakutkan atau dikenal sebagai Islamofobia," tutur Ferry.
Sejarah menunjukkan, sambung dia, stigma itu akhirnya menimbulkan kebencian kepada Islam sangat dalam di berbagai belahan dunia. Perbedaan teologis yang diperburuk oleh perbedaan politik, ekonomi, dan budaya seringkali menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antarnegara.
Namun, setelah puluhan tahun berlangsung tanpa bukti-bukti ilmiah, akhirnya muncul kesadaran baru bahwa sumber ancaman dunia berasal dari ajaran Islam tidaklah benar.
Kesadaran Baru
"Kesadaran baru itu kini telah termanifestasikan dalam bentuk pencanangan hari Anti Islamofobia se-Dunia pada tanggal 15 Maret 2022 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diikuti oleh berbagai negara, khususnya negara Barat," kata Ferry di Jakarta.
Menurut Ferry, kekuasaan di Indonesia saat ini dirasa masih membiarkan gerakan Islamofobia berkembang. Karena itu, dpihaknya mendeklarasikan berdirinya GNAI dengan penuh harapan semoga Allah SWT meridhai deklarasi yang dihadiri banyak tokoh nasional tersebut.
Ferry pun mengajak hadirin mengobarkan semangat pembukaan UUD 1945 yang tertanam dalam jiwa. Dia menegaskan, GNAI pada akhirnya dimaksudkan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan.
"Perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui pengokohan kembali persatuan Indonesia yang sesungguhnya," ucap Ferry yang mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim dalam pendirian GNAI pada 15 Dzulhijjah 1443 Hijriyah.
Inisiator dan pendiri GNAI terdapat sosok Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Gus Aam (cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Wahab Hasbullah), Sekjen PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, Ahmad Dhani Prasetyo, Habib Mukhsin, Umar Husein, Refly Harun, hingga Alfian Tandjung.
Terlihat hadir pula Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif, Wakil Ketua Partai Ummat Buni Yani, Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani, Hatta Taliwang, Ariadi Ahmad, Rizal Fadilah, hingga deretan aktivis 98.
Sejumlah tokoh juga memberikan testimoni lewat video yang di tayangkan di lokasi acara. Antara lain Abdul Somad dan Ketua Umum PP Syarikat Islam Hamdan Zoelva.