Gerakan Lamongan Menghafal Alquran Cetak Bibit Tahfidz Alquran
Gerakan Lamongan Menghafal (GLM) Alquran, kini resmi menjadi sebuah organisasi, setelah dikukuhkan Bupati Lamongan, Fadeli di Pendopo Lokatantra, Kamis malam 18 Juli 2019. Inisiatif ini muncul atas kegelisahan Fadeli, ketika melihat fenomena banyak orangtua lebih galau jika anaknya tidak bisa internet, main game, atau berbahasa Inggris dan Mandarin, daripada anaknya tidak bisa mengaji Alquran.
“Saya yakin Gerakan Lamongan Menghafal akan terus bermunculan bibit-bibit baru penghafal Alquran dari Lamongan,” ucap Fadeli, dalam sambutannya.
Sementara itu, Adi Suwito selaku penyelenggara, menjelaskan maksud dan tujuan Gerakan Lamongan Mengaji untuk melestarikan Alquran di Kabupaten Lamongan. "Setelah ini GLM akan menggelar ujian tahfidz di berbagai tempat di Lamongan, pada tanggal 21 Juli hingga 21 September 2019. Kemudian pada tanggal 22 September akan diselenggarakan ujian akbar,” terangnya.
Walaupun GLM bukan sekolah, pesantren ataupun madrasah diniyah, gerakan ini akan memfasilitasi dan mendorong anak-anak agar tercipta budaya menghapal Alquran di Kabupaten Lamongan.
“GLM bukan sekolahan, pesantren ataupun diniyah. Melainkan gerakan memprovokasi, memfasilitasi agar budaya menghapal Alquran menyentuh Lamongan,” sambung dia.
Untuk diketahui, sebelum bertransformasi menjadi organisasi, GLM Alquran merupakan gerakan yang digagas oleh Dedi Nordiawan pada medio 2015, yang berawal dari sebuah kegiatan untuk mewisuda 13 ribu santri dari 251 klub tahfidz di Kabupaten Lamongan.