Gerakan Ekonomi-Budaya Blora, Optimasi Situs Wura-Wari Bermanfaat
Jejak Lwaram atau saat ini dikenal dengan Ngloram di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, menyimpan khazanah peradaban.
Tidak hanya menjadi warisan sejarah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi dan religi.
Buku berjudul "Lwaram dalam Lipatan Masa" karya Totok Supriyanto menggambarkan kekayaan peradaban yang tersembunyi di kawasan ini.
Upaya untuk mengoptimalkan potensi ekonomi-budaya dilakukan melalui aktivasi Situs Cagar Budaya Wura-Wari dilakukan oleh Hayat Institute bersama Pemerintah Desa Ngloram.
Dimulai dengan agenda srawung literasi sejarah optimasi ekonomi-budaya lewat pertalian sejarah (Situs Cagar Budaya) Lwaram, pada Jum'at 24 November 2023 di area Situs Cagar Budaya.
Mengundang perangkat desa, Paguyuban Pasar Wura-Wari, Cak Rud, Ketua Komite Ekonomi Kreatif, pegiat sejarah, karang taruna se-Kecamatan Cepu.
Ketua Hayat Institute, Ahmad Rouf menyampaikan, keberadaan Situs Cagar Budaya Wura-Wari harus diaktivasi untuk kebermanfaatan. Nilai yang ada menjadi modal utama gerakan ekonomi-sosial.
"Agenda srawung sejarah literasi ini kami mengundang Totok Supriyanto, penulis buku Lwaram dalam Lipatan Masa, supaya bisa diseminasi isi dari buku itu. Selain itu, juga ada Cak Rud yang merupakan Ketua Komite Ekonomi Kreatif Blora," katanya.
Dikatakannya, Situs Cagar Budaya merupakan ladang inspirasi untuk produksi pengetahuan. Energi kreativitas untuk dimanfaatkan lebih lanjut, maka aktivasi perlu dilakukan.
Totok Supriyanto dalam pembukaan diseminasi bukunya, Lwaram, dalam ejaan lama, menyimpan sejarah. Jika diurai akan menyibak perjalanan kejayaan Nusantara. "Penting bagi kita untuk menggali lebih detail tentang Lwaram," kata Totok.
Pada kesempatan yang sama, Cak Rud dalam perspektif Ekonomi Kreatif memberikan pandangan dan masukan untuk aktivasi. "Situs Cagar Budaya Wura-Wari dari sudut pandang ekonomi kreatif merupakan bahan. Bisa menjadi inspirasi kreasi produk," tuturnya.
Upaya penguatan dan pengembangan Situs Cagar Budaya Wura-Wari dengan mendengarkan ragam masukan dan pandangan dari para pedagang pasar wura-wari, perangkat desa, dan pegiat sejarah-budaya.
"Kami komitmen dalam pengembangan Situs Cagar Budaya Wura-Wari. Kerja sama dengan berbagai pihak sangat diperlukan. Maka dengan senang hati kami membuka pintu kerja sama untuk kebaikan dan kebermanfaatan," ujar Kepala Desa Ngloram, Diro Beni Susanto.
Disampaikan, semangat serta kesadaran warga dan Pemerintah Desa Ngloram cukup menjadi modal aktivasi dan optimasi keberadaan Situs Cagar Budaya Wura-Wari.