'Gerak Seni Wanita', Ajang Diskusi Bagi Para Seniman Wanita
Pekerjaan sebagai seorang seniman kebanyakan dilakukan oleh kaum adam. Hal itu lantaran mereka dianggap lebih bebas dalam mengekspresikan kreativitasnya.
Untuk itu, dalam diskusi bertema 'Gerak Seni Wanita', mengajak para pegiat seni wanita untuk turut berkontribusi dalam dunia seni. Dalam diskusi ini turut menghadirkan Icha Decaphoe dan Risya Ayudya sebagai pemateri.
Menurut Icha, seni merupakan suatu hal yang indah dan bermakna serta dapat menginspirasi.
“Jadi saya kalau balajar seni itu imbasnya bukan hanya ke semua orang tapi berdampak juga ke diri saya sendiri,” ujarnya ketika di temui dalam pameran East Java Young Artist Festival 2018, di Orasis Gallery Surabaya, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Icha pun menuturkan jika proses latihan dan belajar sangat diperlukan. Dari kebiasaan itulah ia dapat mengeksplorasi skilnya, serta menciptakan karya-karya unik yang tak diperkirakan sebelumnya.
“Setelah dapat keunikan itu, kita dapat mengeksplor lagi menjadi berbagai keunikan yang lain. Ya meskipun tidak ada pameran kita tetap latihan. Kalau hanya menunggu adanya pameran terus kapan kita buat karyanya,” tutur wanita yang hobi bermain piano ini.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan untuk bisa bertahan itu harus mempunyai mental kuat dan tahan banting. Dalam artian perempuan juga harus reaktif seperti laki-laki yang cepat menerima oportunity.
“Jadi perempuan juga seperti itu. Mau tidak mau kita harus mengikuti mereka kita harus ninggalin males, baperan. Jadi kita harus membuka diri dan sedikit meniru gaya berseni para laki-laki ini,” ucapnya.
Senada dengan Icha, Risya pun beranggapan agar eksistensi wanita di dunia seni tak dipandang sebelah mata alangkah lebih baik jika mereka menghadiri kegiatan seni yang diadakan oleh komunitas lain.
“Jika mereka (wanita) itu karyanya ingin dilihat, harusnya mengikuti acara-acara seperti ini. Maka dari itu dengan adanya pameran seperti ini, harus-nya perempuan ikut andil menyumbangkan karyanya,” ucapnya.
Kedepannya, Risya berharap agar para seniman wanita tetap aktif bekarya dan tidak mempermasalahkan gender. “Dalam artian aktif itu, kita aktif dengan sendirinya bukan karena diajak,” pungkasnya. (amm)