Gepeng dan Anjal Lamongan Banyak dari Luar Daerah
Meski sudah berulangkali petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lamongan menggelar operasi yustisi di Kabupaten Lamongan masih banyak ditemukan gelandangan pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal) berkeliaran di kota Lamongan dan beberapa wilayah Kecamatan Lamongan.
"Masih ada gepeng dan anjal di Lamongan namun jumlahnya sudah banyak berkurang," kata Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian Satpol PP Bambang Yustiono kepada ngopibareng.id, Jumat 1 Januari 2019.
Sulitnya kota soto bersih dari gepeng dan anjal, menurut Bambang dikarenakan Kabupaten Lamongan merupakan daerah perlintasan antarkota dan antarprovinsi sehingga banyak gepeng dan anjal yang transit dan bahkan menetap di Lamongan.
"Mayoritas gepeng dan anjal bukan warga asli Lamongan namun pendatang dari luar," imbuhnya.
Seperti anjal dari anak punk yang dijumpai di jalan-jalan atau mengamen di traffick light biasanya 'masuk' wilayah Lamongan saat hendak menuju Gresik dan Surabaya.
Upaya menekan maraknya gepeng dan anjal dilakukan Satpol PP dengan cara mengintensifkan operasi. Setidaknya ada kegiatan khusus tiga kali sebulan Satpol PP mengadakan operasi gepeng dan anjal. Selain itu juga ada operasi mendadak yang dilakukan jika ada laporan warga. Operasi mendadak dilakukan spontan jika ada penyakit masyarakat yang meresahkan warga.
Selain operasi cara lain yang lebih efektif mengurangi gepeng dan anjal yaitu mengajak peran aktif masyarakat. Di beberapa wilayah Lamongan yang sebelumnya menjadi pangkalan anak punk bisa 'bersih' karena dihalau oleh masyarakat.
"Seperti di pertigaan Pasar Pucuk sekarang bersih dari anak punk karena warga peduli. Warga menghalau bersama-sama setiap kali ada kelompok punk datang," kata Bambang.
Peran aktif masyarakat bisa ditumbuhkembangkan untuk menciptakan Lamongan bersih dari anjal dan gepeng (tok)