George Floyd Tewas, Nike Ganti Slogan jadi Dont Do It
Produsen fashion olahraga Nike mengampanyekan penolakan terhadap rasisme mengikuti tewasnya George Floyd di Amerika Serikat. Produsen yang populer dengan slogan Just Do It itu kini menggunakan slogan baru Dont Do It, untuk menunjukkan sikap penolakan terhadap rasisme.
"Untuk yang pertama kali, Dont Do It (jangan lakukan itu)..Jangan berpura-pura tak ada masalah di Amerika Serikat," kata Nike lewat unggahan video di akun Twitternya.
Selanjutnya dalam video itu, Nike juga menyerukan untuk melawan rasisme dan melawan kesewenang-wenangan yang dilakukan terhadap warga lain yang berbeda kulit.
"Jangan memalingkan punggung pada rasisme. Jangan menerima begitu saja jika kehidupan manusia dirampas dari kita. Jangan membuat banyak alasan lagi. Jangan berfikir jika ini semua tak berdampak pada kamu," kata Nike di video itu. Semua kalimat diucapkan menggunakan kata don't di awalnya.
Dalam video yang diunggah pada Jumat 30 Mei 2020 itu, Nike menuliskan kalimat perlawanan terhadap rasisme dengan text warna putih yang muncul di latar belakang warna hitam.
Let’s all be part of the change.#UntilWeAllWin pic.twitter.com/guhAG48Wbp
— Nike (@Nike) May 29, 2020
Status yang diunggah akun bercentang biru milik Nike @Nike itu telah diretweet lebih dari 81 ribu kali dan mendapat like lebih dari 185 ribu kali.
Bahkan, salah satu kompetititor Nike, Adidas juga ikut meretweet unggahan video tersebut. Adidas meretweet sambil menambahkan kalimat, "Bersama kita bisa maju. Bersama adalah cara kita membuat perubahan,".
Pesan tersebut muncul setelah pengunjukrasa di Amerika Serikat turun ke jalan untuk memprotes tewasnya George Floyd, seorang warga negara Amerika Serikat keturunan Afrika yang tewas di tangan polisi Minneapolis awal pekan lalu.
Video tewasnya Floyd kemudian viral di media sosial dan beredar di seluruh dunia. Dalam potongan video itu terlihat seorang petugas polisi menekan leher Floyd yang terbaring tengkurap di lantai, menggunakan lututnya. Floyd yang merintih tak bisa bernapas kemudian dilaporkan tak lagi bergerak setelah polisi menindih lehernya selama hampir 9 menit.Tiga polisi yang lain terlihat berdiri di sekitar kejadian itu.
Nike sendiri bukan pertama kali mengampanyekan penolakan terhadap rasisme. Dikutip dari Bangkok Post, tahun 2018 Nike mengendorse atlet sekaligus aktivis Colin Kaepernick yang memancing pro dan kontra setelah berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat diputar, sebagai bentuk protes atas rasisme.
Advertisement