Genting Dream, Kapal Termewah se-Asia Pasifik Sandar di Tanjung Priok dengan Nyaman
Poros bahari Indonesia diprediksi makin seksi menarik kunjungan wisman di tahun ini. Sebab, jalur laut tumbuh signifikan di beberapa wilayah.
Target menjaring 380 Ribu wisman di tahun ini dari pintu dermaga pelabuhan pun terus terbuka lebar.
Optimalisasi Wisman terus digenjot melalui lini bahari. Momentum pun didapatkan beberapa wilayah. Bersandarnya kapal pesiar Genting Dream di Tanjung Priok, Rabu (4/4) silam, dipercaya menjadi katalis melesatnya gairah pariwisata bahari.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo mengungkapkan, Genting Dream menjadi penarik kunjungan cruise lain.
“Kedatangan Kapal Genting Dream ini sangat penting. Genting Dream ini bisa jadi penarik cruise lain untuk bersandar di beberapa pelabuhan di Indonesia. Sekarang ini sudah ada banyak pelabuhan yang disiapkan untuk disinggahi, termasuk Tanjung Priok ini,” ungkap Indroyono.
Hegemoni sedang dirasakan Pelabuhan Tanjung Priok saat ini. Sebab, Genting Dream ini sangat special. Statusnya merupakan kapal termewah di Asia Pasifik. Desain teritorinya pun setara hotel bintang lima. Posturnya jumbo dengan kemampuan angkut 6.000 orang.
Kapal ini memiliki 19 lantai dan dilengkapi 1.686 kamar. Harganya pun diperkirakan lebih dari USD1 Miliar.
“Sebenarnya secara infrastruktur beberapa pelabuhan siap dan bagus. Bersandarnya Genting Dream ini semakin menguatkan persepsi ini. Kami tentu gembira karena tren kunjungan kapal pesiar di wilayah Jakarta ini positif,” terangnya lagi.
Tren positif terus dibukukan Pelabuhan Tanjung Priok. Pada 2017, jumlah kunjungan kapal pesiar pun mencapai 12 unit. Beberapa cruise yang pernah singgah diantaranya Volendam (Belanda), Pacifik Eden (Inggris), dan MS Start Clipper (Eropa). Dari kunjungan cruise tersebut, ada 62.728 wisman yang turun di Tanjung Priok. Jumlah tersebut naik 3,99% dari rentang 2016.
“Upaya untuk mendorong pertumbuhan wisman dari jalur laut terus dilakukan. Beberapa wilayah lain juga positif,” terangnya lagi.
Gairah juga terus ditiupkan Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali. Rentang Januari hingga awal Maret 2018, pintu laut ini sudah dikunjungi 21.600 wisman.
Jumlah itu naik 28% dari periode sama di 2017. Wisman itu merapat menggunakan 22 cruise. Mereka menetapkan 5 spot favorit, seperti Kuta, Canggu, Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua. Grafik ini terlihat dari 2017 dengan jumlah 68 cruise atau naik dua kali lipat.
Serupa geliat jalur laut di Pelabuhan Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatera Utara. Sukses melakukan trial, pelabuhan baru ini sudah menerima jadwal reguler kapal pesiar Superstar Libra.
Setelah beberapa kali sandar, Superstar Libra akan merapat dua kali lagi di bulan Mei ini. Lalu, meraka sandar lagi di Juni. Indroyono menambahkan, target besar kunjungan wisman terus didorong dari jalur laut.
“Target kunjungan wisman setiap tahun sudah jelas. Kami memang fokus agar pelabuhan yang dekat 10 Bali Baru bisa disinggahi cruise. Pelabuhan Tanjung Priok dekat dengan Kepulauan Seribu, lalu Kuala Tanjung menjadi akses ke Kawasan Danau Toba,” lanjutnya lagi.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Anang Sutono ikut mengamini. Anang mengatakan target besar memang sudah dipancangkan sepanjang 2018 ini. Pariwisata bahari pun membidik jumlah kunjungan wisman hingga 320 ribu orang.
Jumlah tersebut naik emnjadi 500 ribu wisman pada tahun 2019. Kalkulasi ini mengacu potensi 3 juta wisman yang hilir mudik di laut Indonesia. Untuk itu perbaikan infrastruktur terus dilakukan termasuk terobosan regulasi.
“Beberapa infrastruktur yang belum memadai terus dikebut penyempurnaannya. Regulasi penumpang boleh naik-turun di pelabuhan juga sudah digulirkan. Regulasi ini berlaku di Tanjung Priok, Belawan, Benoa, dan Makassar. Dan kita koordinasikan terus dengan seluruh stakeholder yang terlibat didalamnya,” ujar Anang
Selain cruise, kemudahan juga diberikan bagi yacht. Deregulasi dilakukan dengan member kemudahan pengurusan izin entry-exit. Para yachter juga bebas visa kunjungan. Untuk social culture visa berlaku 60 hari. Perpanjangannya juga mencapai 4x30 hari. Terus bergairahnya sektor laut pun mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Pertummbuhan wisman dari sektor laut memang positif. Sekarang yang harus siap destinasinya. Harus ada sesuatu yang baru dan menarik untuk ditawarkan kepada wisman. Sejauh ini progress semuanya bagus. Kami optimistis jalur laut akan terus tumbuh,” tutupnya. (*)