GenPI Lampung Sumbang Keramaian di Festival Krakatau
Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lampung semakin menunjukkan eksistensinya. Buktinya, GenPI Lampung dipercaya ikut meramaikan Festival Krakatau.
Kesempatan ini dimanfaatkan dengan menghadirkan dua destinasi digital mereka, Pasar Tahura dan Pasar 1000 Batoe, pada Festival Kanikan di Elepant Park Enggal.
Festival Kanikan masuk dalam rangkaian Lampung Krakatau Festival 2018. Kegiatan ini berlangsung 20 hingga 26 Agustus 2018.
Ketua GenpPI Lampung, Dito Dwi Novrizal mengatakan, Lampung Krakatau Festival sendiri masuk dalam Top 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Dan sebagai laskar digital Kemenpar, GenPI punya cara sendiri untuk meramaikannya. Yaitu melalui Festival Kanikan.
“Tidak hanya aktif di online, di offline kami juga bikin aktifasi untuk meramaikannya. Goalsnya untuk mempromosikan pasar digital kami kepada wisatawan yang datang. Festival Kanikan digelar berkat sinergi antara GenPI Lampung dengan Foodies Lampung,” ujar Dito Dwi Novrizal di Lampung.
Festival Kanikan sangat berbeda dari festival kuliner yang pernah ada. Perbedaan itu terletak pada tenant kuliner yang disajikan semuanya berupa makanan ringan.
Di Festival Kanikan, hadir 40 tenant jajanan kekinian. Yang pasti akan menggugah selera siapapun yang hadir. Selain itu, di sini juga akan digelar pameran foto bertema keindahan alam dan budaya Lampung.
Tak hanya itu, akan ada panggung bagi komunitas ataupun sanggar seni dan juga grup musik yang ingin tampil memeriahkan acara.
"Sesuai namanya yang diambil dari bahasa Lampung yakni Kanikan yang berarti kudapan atau makanan ringan, maka yang akan ditampilkan di sini adalah berbagai makanan kekinian. Yang pastinya, disuka oleh masyarakat. Tak hanya anak muda tapi juga keluarga. Ada pedagang emping, gula aren, dan kue-kue pasar dari 1000 Batoe. Juga ada makanan khas lampung dari Pasar Tahura," ujarnya.
Festival yang baru pertama digelar ini menggandeng semua komunitas yang ada di Lampung. Tujuannya, agar semua komunitas punya wadah apresiasi sendiri. Serta sama-sama mengangkat pariwisata di provinsi yang terkenal dengan sekolah Gajah Way Kambas itu. Semua komunitas dirangkul, mulai dari komunitas @kuliner_lampung lalu @lampungkuliner, @sigerfoodies, @lampuung @lampunginsta @potretlampung @infolampung @kelilinglampung_ serta @tapisblogger.
“Ini jadi tempat Kopdar (Kopi Darat) semua komunitas yang ada di Lampung. Semua bersama-sama memeriahkan satu-satunya Calendar of Event Nasional dari Provinsi Lampung ini. Sehingga kita bisa menyuarakan bahwa anak muda Lampung bersatu dan punya kegiatan yang sangat positif. Ki mak gham sapa lagi (kalau bukan kita siapa lagi), Ki mak ganta (kalau tidak sekarang) kapan lagi,” terangnya.
Yang unik lagi, untuk transaksi di Festival Kanikan akan diberlakukan transaksi menggunakan non tunai dengan menggandeng Go-Jek untuk sistem pembayarannya. Nantinya para pengunjung setiap berbelanja, langsung mendapatkan cashback senilai 30 persen.
"Jadi bagi mereka yang mau berbelanja, silahkan download dulu aplikasi Go-Jek di ponselnya. Setelah itu, isi Go-Pay dengan nominal uang tertentu. Setelah diisi, bisa langsung berbelanja di Festival Kanikan. Nanti di tiap tenant ada QR Code yang bisa langsung di scaning. Muraah bangetkan? Sudah kenyang, murah, eh dapet cashback pula. Nguntungin banget kan,” ujar Dito.
Menurut Dito, bakal digelar juga kegiatan Charity bagi para korban gempa Lombok. Nantinya, setiap hari bakal tampil berbagai atraksi anak muda, mulai dari menyanyi, band, menari, grafity, dan lainnya.
"Nanti rencananya akan ada lelang atau semacam penggalangan dana untuk korban gempa Lombok. Apa itu bentuknya? Tunggu saja surprisenya," tambahnya.
Respons positif diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Tanpa ragu Menpar memberikan 2 jempol untuk GenPI Lampung. Kini Menpar makin antusias, destinasi digital GenPI akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan. Pesannya hanya satu. GenPI agar selalu inovatif dan selalu fresh dalam menyelenggarakan kegiatan aktivasi komunitas.
"Saya sering menyebutnya 2C. Yaitu Creative Value dan Commercial Value. Kreatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata di media sosial dari desain, pemilihan kata sampai pembuatan event. Dan selanjutnya event itu harus menciptakan nilai komersial yang bermanfaat bagi setiap anggota komunitas maupun masyarakat sekitar," ujar Menpar Arief Yahya. (*)