GeNose, Tes Covid-19 Lewat Embusan Napas Buatan UGM Murah
Sejumlah lembaga Indonesia berkontribusi aktif dalam membuat alat yang mampu mendeteksi Covid-19 secara akurat dan cepat. Salah satunya alat bertajuk GeNose yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro pun kembali mempublikasikan alat uji itu dan menggadang-gadangnya sebagai alat pendeteksi termurah dengan kisaran harga Rp 15.000. "Perkiraan biaya per pemeriksaan dengan menghitung operator, plastik," ujar dia dalam sebuah diskusi virtual.
Deteksi dengan GeNose hanya menggunakan embusan napas pasien yang bersangkutan. Sebab, virus corona SARS-CoV-2 menyerang saluran pernapasan. Saat ini, para peneliti UGM pun sudah berhasil menemukan plastik yang bisa menyimpan embusan napas. Sampel itu kemudian dianalisis dengan mesin. Untuk keseluruhan alatnya dihargai Rp60 juta, namun bisa dipakai untuk 100.000 pemeriksaan.
"Ini inovasi yang luar biasa. Pertama alat itu mendeteksi virus itu adanya di saluran pernapasan. Itu artinya napas kita mengandung suatu senyawa yang bisa diindikasikan terpapar oleh Covid-19," tandas Bambang Brodjonegoro.
Bukan cuma murah, alat ini juga diklaim mampu mendeteksi dengan cepat, yakni hanya sekitar 3 menit. Selain itu, GeNose juga disebut memiliki tingkat akurasi sampai di atas 90 persen.
"GeNose hasilnya konsisten dengan hasil yang dilakukan swab atau PCR (polymerase chain reaction). Jadi kita punya harapan ini bisa menjadi alternatif atau menyeimbangkan pemulihan dan penanganan kesehatannya," tutur Bambang Brodjonegoro.
Pengembang sempat menarget GeNose bisa diedarkan mulai akhir November hingga Desember 2020. Namun ternyata sampai kini masih ada satu final report yang harus dimasukkan ke Kementerian Kesehatan agar alat itu mendapatkan izin edar.
"Pada dasarnya, alat ini sudah siap semua. Siap juga diproduksi massal dan dipakai," pungkas Bambang Brodjonegoro.
Peneliti UGM Dian Kesumapramudya Nurputra menuturkan, GeNose mendeteksi udara yang dihembuskan pasien ke dalam kantung khusus. Setelah itu, kantung dihubungkan ke GeNose untuk dianalisis oleh Artificial intelligence (AI).
"Output dari analisis GeNose adalah respon sensor dari senyawa volatile organic compounds (VOC) yang dihasilkan oleh virus yang menginfeksi tubuh manusia," sambung dia.
GeNose, menurut Dian Kesumapramudya Nurputra, belum dapat digunakan untuk monitoring pasien Covid-19. Sejauh ini, GeNose lebih efektif untuk skrining dan diagnostik. "Mengenai monitoring mungkin itu penelitian selanjutnya," ujarnya.