Genjot Produksi Garam, KKP Minta Pasuruan Tambah Lahan 15 Hektar
Tahun 2020, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan luasan lahan garam milik rakyat yang terintegrasi bisa mencapai 3.200 hektar (ha).
Untuk Kabupaten Pasuruan, KKP berharap agar tersedia 15 hektar tambak garam yang terintegrasi. Artinya, menggabungkan beberapa lahan menjadi satu, tetapi tanpa membongkar batas lahan masing-masing.
Keinginan KKP tersebut disampaikan Miftahul Huda Direktur Direktorat Jasa Kelautan dan juga Muhammad Zaky selaku Kasubdit Pemanfaatan Air Laut dan Bio Farmakologi Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Mereka berkunjung ke Kabupaten Pasuruan, Jumat 7 Februari 2020 lalu untuk bertemu langsung dengan Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf sekaligus melihat lahan garam di Kabupaten Pasuruan.
Dalam kunjungannya, Huda mengatakan, program integrasi lahan garam merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk menggenjot produktivitas lahan garam rakyat.
KKP sendiri memasang target produksi garam nasional sebanyak 3 juta ton pada tahun ini. Termasuk produksi PT Garam yang diestimasi mencapai 500.000 ton.
"Untuk mencapai target sebanyak 3 juta ton, produksi garam rakyat perlu ditingkatkan setidaknya hingga 200.000 ton atau menjadi 2,5 juta ton pada tahun 2020 ini," katanya.
Kata Huda, perluasan lahan terintegrasi ini akan dibarengi dengan bantuan geomembrane dari KKP kepada daerah, termasuk Kabupaten Pasuruan. Program bantuan ini diharapkan bisa menjadi solusi menutupi stok garam nasional.
Nantinya, lahan garam rakyat yang telah terintegrasi dan mendapatkan bantuan geomembrane diharapkan bisa menghasilkan hingga 160 ton garam per ha/per tahun.
"Prinsipnya kita ingin agar Kabupaten Pasuruan ada peningkatan ekonomi dari sector komoditas garam. Petambak bisa meningkatkan nilai garam, dan berimbas putaran ekonomi yang semakin bagus," katanya.
Lebih lanjut, Huda mengungkapkan, KKP akan mendorong terbangun kawasan ekonomi berbasis value. Meskipun Kabupaten Pasuruan tidak bisa dibandingkan dengan Pulau Madura sebagai basis garam, akan tetapi bisa menghasilkan garam yang bernilai tinggi.
"Kita ingin memastikan petambak mau untuk meningkatkan kapasitas untuk kualitas garam. Harapannya, value-nya yang tinggi. Yang harus dilakukan hanya memastikan kualitasnya bagus, membangun kebersamaan, diolah untuk meningkatkan value-nya," katanya.
Sementara itu, Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan menyampaikan, produksi garam selama tahun 2019 telah melampaui target. Yakni mencapai 25.163,63 ton dari target per tahun yang dipatok 15.500 ton.
Tercapainya produksi garam tak lain karena masa kemarau yang cukup panjang, sehingga memperpanjang pengerjaan garam di 248,3 hektar tambak garam di Kecamatan Lekok, Kraton dan Bangil.
"Kami bersyukur bisa mencapai target produksi garam, bahkan melebih patokan dari pusat untuk Kabupaten Pasuruan," katanya.
Saat ini, stok garam di Kabupaten Pasuruan masih 4.100 ton. Garam yang diproduksi di Kabupaten Pasuruan merupakan garam KP (kualitas produksi) 1 dan 2 dengan harga perkilonya antara Rp280 sampai Rp350.
"Garam kita butirannya lebih besar, warna putih, kandungan NaCL mencapai 9 g/mol. Kita berharap harganya bisa naik demi kemaslahatan para petani garam di Kabupaten Pasuruan," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)
Advertisement