Genjot PAD Jember, Pengusaha Tionghoa Jember Jadi Duta Investasi
Sejumlah pengusaha Tionghoa Jember mendatangi Posko Cinta, Rabu, 13 November 2024 malam. Mereka mengatakan keinginannya agar iklim investasi di Jember lebih baik dari hari ini.
Gus Fawait menyambut baik keinginan tersebut. Bahkan berharap merekalah yang nantinya menjadi duta investasi untuk Kabupaten Jember.
Salah satu pengusaha Tionghoa Jember, Teguh Jaya mengatakan, investasi di Kabupaten Jember saat mengalami banyak kendala, sehingga ada penurunan yang cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Atas persoalan tersebut, dirinya bersama pengusaha Tionghoa Jember lainnya menemui langsung Gus Fawait.
Mereka ingin mendengarkan gagasan Gus Fawait terkait investasi di Kabupaten Jember. Setelah berdialog selama 30 menit, pengusaha Tionghoa Jember mengatakan sepakat dengan Gagasan Gus Fawait.
Salah satu poin penting dalam upaya pengembangan investasi adalah kemudahan melakukan komunikasi dengan kepala daerah. Dalam paparannya Gus Fawait menyatakan, pihaknya akan membentuk tim khusus yang akan menyerap aspirasi seluruh pengusaha di Jember, bukan hanya pengusaha Tionghoa.
“Sesuai komitmen Gus Fawait tadi disampaikan akan ada tim khusus yang akan membantu mempermudah pengusaha menjalin komunikasi dan koordinasi dengan kepala daerah. Hal itu menjadi solusi karena pola komunikasi yang dibangun pemerintah saat ini belum memungkinkan pengusaha berkomunikasi secara intens dengan kepala daerah. Kalau komunikasi susah, ekonomi tidak jalan,” tutur dia.
Melalui sinergi yang baik antara pengusaha dengan pemerintah akan menciptakan ekonomi yang baik. Pengusaha bisa surplus dan bisa menggaji karyawan secara layak. Dampak jangka panjangnya adalah penurunan angka kemiskinan.
“Dalam meningkatkan perekonomian kita memang harus guyub. Apalagi dampak dari pandemi COVID-19 masih terasa,” pungkasnya.
Gus Fawait mengatakan, salah satu indikator daerah maju adalah wisatanya yang maju. Pengembangan wisata tidak terlepas dari adanya infrastruktur dan UMKM yang baik.
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan UMKM akan berjalan baik jika investasi di sektor rill berjalan baik. Sementara investasi sektor rill di Jember saat ini lebih rendah dibandingkan Banyuwangi, Situbondo, dan Lumajang.
Karena persoalan tersebut, Gus Fawait mengajak pengusaha untuk berdiskusi tentang solusi perekonomian di Jember. Diskusi mengenai ekonomi Jember diawali dengan Pengusaha Tionghoa yang merupakan putra asli Kabupaten Jember.
Ke depannya juga akan berdiskusi dengan pengusaha riil lainnya di Jember. Diskusi dengan pengusaha tersebut sebagai komitmen awal dalam mengembangkan investasi sektor rill di Jember melalui semangat gotong royong.
Melalui komunikasi dua arah, Gus Fawait menginginkan seluruh pengusaha di Jember menjadi daya tarik bagi investor luar Jember agar bersedia melakukan investasi di Jember. Karena itu, Gus Fawait menginginkan para pengusaha Tionghoa menjadi duta investasi Jember.
“Ketika Allah takdirkan saja menjadi bupati, ingin investasi lebih banyak lagi di Kabupaten Jember. Dan saya berharap beliau beliau (pengusaha Tionghoa) jadi duta investasi. Belia nanti bisa mengajak para pengusaha pengusaha di luar jembar juga datang ke Jember berinvestasi,” katanya.
Sebagai bentuk jaminan kepedulian pemerintah, Gus Fawait berkomitmen mempermudah perizinan, membangun infrastruktur mulai bandara dan pelebaran jalan untuk mengurai kemacetan lalu lintas, khususnya di perempatan Mangli.
Dengan adanya peningkatan investasi di sektor rill, maka lapangan pekerjaan di Jember akan semakin terbuka lebar. Ketersediaan lapangan pekerjaan akan mengurangi pengangguran.
Lebih jauh, Gus Fawait mengatakan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Jember paling banyak di sektor pertanian. Bukan hanya terkait tanaman jagung dan padi, tetapi juga ada tanaman tembakau yang menjadi ciri khas Jember.
Namun, perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian saat ini masih kurang. Berdasarkan serap aspirasi terhadap petani tembakau di Jember, mereka belum banyak merasakan dampak dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Padahal produksi hasil pertanian petani tembakau berpotensi menembus pasar internasional.
“DBHCHT Jember menjadi salah satu yang terbesar di Jawa timur. Tapi saya keliling kepada petani tembakau, mereka belum merasakan sentuhan dari dana tersebut,” pungkasnya.