Genjot Investasi, Ditjen Imigrasi Sosialisasikan Second Home Visa
Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia menjadikan kawasan PT SIER sebagai tempat penyelenggaraan Coaching Clinic on Immigration Services and Second Home Visa Assistance.
Plt Dirjen Imigrasi, Prof Widodo Ekatjahjana menjelaskan, penempatan ini karena SIER mengelola kawasan industri besar dengan beberapa investor dari luar negeri yang erat dengan persoalan keimigrasian.
Widodo menjelaskan, coaching clinic ini digelar untuk memberikan pemahaman terkait program baru pemerintah yakni Second Home Visa yang mempermudah investor luar negeri mudah untuk berinvestasi di Indonesia. Khususnya di kawasan SIER.
“Kami ingin menjadikan reformasi layanan keimigrasian bukan semata soal urusan administratif, tetapi juga berdampak terhadap kenyamanan dan kemudahan investasi yang muaranya adalah pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Widodo.
Dengan visa ini, investor asing dapat tinggal selama lima atau 10 tahun dan melakukan berbagai macam kegiatan, seperti investasi, wisata, dan kegiatan lainnya.
"Pengajuan permohonan second home visa ini sangat mudah melalui aplikasi berbasis website. Yakni visa-online.imigrasi.go.id," jelasnya.
Untuk syarat tak perlu bingung, karena syarat yang diberikan begitu mudah. Paspor yang masih berlaku minimal tiga tahun, rekening atau penjamin dengan nilai sekurang-kurangnya Rp2 miliar atau setara, pas foto berwarna terbaru dengan ukuran 4 cm x 6 cm dengan latar belakang berwarna putih, dan daftar riwayat hidup.
Adapun tarif yang dikenakan berupa tarif penerimaan negara bukan pajar (PNBP) second home visa sebesar Rp3 juta melalui portal pembayaran PNBP yang tersedia.
"Kebijakan second home visa ini akan berlaku efektif 60 hari sejak surat edaran dikeluarkan yakni pada 25 Oktober 2022 lalu. Kebijakan keimigrasian ini merupakan salah satu insentif non fiskal yang dapat menjadi stimulus bagi orang asing tertentu untuk tinggal dan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia di tengah-tengah kondisi ekonomi global yang semakin dinamis,” tandasnya.
Sementara itu, Dirut PT SIER Didik Prasetiyono mengapresiasi program Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM RI yang telah menjadikan SIER sebagai kawasan industri yang menjadi tempat coaching clinic layanan keimigrasian.
Menurutnya, program ini merupakan inovasi pemerintah yang akan mendukung peningkatan perekonomian masyarakat. Apalagi, Indonesia dalam bayang resensi global yang berpotensi mengarah ke krisis pangan, energi, dan keuangan.
"Sehingga semua negara butuh investasi. Semua negara berkompetisi menarik investasi. Dan harus diingat, keputusan investor untuk berinvestasi tidak hanya didasarkan pada nilai keekonomian, tetapi juga faktor penunjang kenyamanan berusaha, termasuk di dalamnya soal layanan imigrasi,” ujar Didik.
Program coaching clinic yang langsung memberikan penjelasan tentang layanan imigrasi untuk pekerja asing dan second home visa di depan tenant investor dan perwakilan konsulat jenderal asing ini adalah sebuah terobosan.
“Tentu kebijakan ini akan disambut baik tenant kami yang berasal dari luar negeri. SIER saat ini menampung lebih dari 200 perusahaan. Di PIER bahkan 70 persennya merupakan tenant yang berasal dari penanaman modal asing (PMA). Diantaranya dari Jepang, Amerika Serikat, Australia, China, Prancis, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Jerman, Belandan dan India," kata dia.
Konjen Jepang, Takeyama Kenichi, mengaku sangat gembira menyambut program second home visa. Sebab selama ini banyak warga negara Jepang yang ingin tinggal di Indonesia, setelah mereka pensiun.
“Ini kabar baik yang kami dengar. Dengan adanya second home visa orang Jepang yang sudah pensiun, bisa tinggal lebih lama di Indonesia. Selama ini sudah banyak yang tinggal di Bali. Namun saya jumlahnya tidak tahu pastinya. Tapi banyak yang ingin tinggal di Indonesia setelah mereka pensiun,” ungkap Takeyama.
Kegiatan ini juga dihadiri Plh Konjen Australia Anthony Clark, Konjen Jepang Takeyama Kenichi, Konjen Inggris Ivy Kamadjaja, dan Konjen Republik Jerman Christopher Tjokrosetio. Hadir pula Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM dan PTSP) Surabaya Dewi Soeriyawati dan sejumlah investor luar negeri yang menanamkan investasinya di SIER.