Generasi Milenial harus Tampil Proaktif dalam Membangun Peradaban
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, umat, bangsa dan peradaban dunia saat ini masa depannya berada di tangan para generasi milenial. Ia berpesan agar generasi milenial tidak boleh luruh dalam pesatnya perkembangan zaman dan teknologi.
Agar tidak luruh, lanjut Haedar, generasi milenial harus menampilkan diri untuk proaktif dalam membangun peradaban. Dengan cara apa? Pertama, generasi milenial harus memperkokoh karakter, al akhlak al kharimah.
“Meskipun begitu pesatnya perkembangan peradaban baru, namun kekuatan umat Islam itu berada pada iman, takwa, dan keshalehan. Dengan menjadi generasi yang berkarakter al akhlak al kharimah, inshaallah tidak akan menjadi jadul, dan bahkan menjadi generasi yang keren, amanah, terpercaya, dan memiliki karakter akhlak yang mulia,” tutur Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 15 Juli 2019.
Kedua, menjadi generasi yang berilmu pengetahuan, generasi yang menguasai teknologi, dan berwawasan luas.
“Orang Islam, khususnya generasi muda Islam, tidak boleh sempit wawasannya, tidak boleh kerdil ilmu, dan harus memiliki tradisi iqro, yakni iqro dalam makna yang luas, berfikr secara keilmuan, objektif, dan menggunakan akal pikiran yang luas, dan menjadi ulil albab,” papar Haedar.
Ketiga, harus menjadi generasi yang profesional. Dalam Islam, menurut Haedar, sebuah profesi itu dihargai tinggi, bahkan segala hal tergantung pada ahlinya.
“Zaman saat ini ialah zaman yang memerlukan profesi dari berbagai bidang, untuk itu menjadi tanggungjawab generasi milenial untuk menguasasi berbagai keahlian. Namun keahlian bukan hanya soal uang, keahlian juga memiliki tanggungjawab, mas’uliyah, karena mereka yang profesional bukan hanya pencari uang, tetapi pengabdi ilmu dan keahliannya bagi keluarga, bangsa, masyarakat, dan negara. Jadilah orang-orang yang berkeakhlian tinggi di atas rata-rata,” jelas Haedar.
Keempat, sebagai generasi milenial harus memiliki kekuatan untuk bersinegri dan amal yang melintasi.
“Hidup di zaman sekarang itu tidak cukup maju sendirian, tetapi harus maju bersama orang lain. Dan itu lah pentingnya sinergi, dalam bahasa islam disebut silaturahim, ta’awun, dan juga ukhuwah,” ucap Haedar.
Termasuk dalam penggunaan teknologi seperti saat ini, termasuk dalam bermedsos, Haedar mengingatkan generasi milenial jangan menjadi maf’ul bih, atau objek penderita, tetapi jadilah subjek yang berkarakter, berilmu.
“Jadikan teknologi sebagai insrumen, jangan teknologi yang menguasai kita, tetapi kita lah yang harus menguasai teknologi, jadikan medsos dan kekuatan teknologi informasi untuk memajukan peradaban dunia,”pungkas Haedar.
Sebelumnya, Haedar Nashir mengungkapkan hal itu dalam acara yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Malang, bertajuk "Syawalan Expo Milenial 4.0" pada Minggu, 14 Juli 2019 di GOR Ken Arok Kota Malang.
Melalui video teleconference dari Yogyakarta, Haedar Nashir turut menyaksikan acara pembukaan dan memberikan sambutan.
Haedar mengapresiasi atas terselenggaranya acara tersebut, dan bahkan tema kegiatan yakni Milenial 4.0 diwujudkan dengan teleconference.
“PDM Kota Malang dalam memaknai 4.0 tidak hanya retorika, dan diwujudkan dengan teleconference ini. Muhammadiyah Kota Malang telah mengemas acara dengan sangat baik, meskipun jauh berjarak, tapi kita bisa bertatap muka dan dekat dengan hati,” ucap Haedar.
Hadir dalam acara tersebut, Saad Ibrahim, Ketua PWM Jawa Timur, Abdul Haris Ketua PDM Malang, dan Sutiaji Wali Kota Malang. (adi)
“Zaman saat ini ialah zaman yang memerlukan profesi dari berbagai bidang, untuk itu menjadi tanggungjawab generasi milenial untuk menguasasi berbagai keahlian. Namun keahlian bukan hanya soal uang, keahlian juga memiliki tanggungjawab, mas’uliyah, karena mereka yang profesional bukan hanya pencari uang, tetapi pengabdi ilmu dan keahliannya bagi keluarga, bangsa, masyarakat, dan negara. Jadilah orang-orang yang berkeakhlian tinggi di atas rata-rata,” jelas Haedar.
Advertisement