Gencatan Senjata Gaza Dimulai Minggu 19 Januari 2025
Akhirnya Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata permanen di Gaza Palestina. Gencatan senjata ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan setelah 15 bulan konflik. Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani, Rabu 15 Januari 2025.
"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," tegas Sheikh Mohammed dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Al Jazeera.
Qatar selaku mediator perdamaian mengonfirmasi 33 sandera Israel akan dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata Gaza. Sheikh Mohammed berharap gencatan senjata ini bisa permanen. Sehingga, perang bisa diakhiri.
Senada, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Gaza, setelah Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, berbicara di Doha.
"Ini adalah sore yang sangat baik karena akhirnya, saya dapat mengumumkan gencatan senjata," ujar Joe Biden yang bakal lengser, Senin 20 Januari 2025 di Gedung Putih.
Presiden berusia 82 tahun ini menambahkan bahwa "kesepakatan soal sandera telah dicapai antara Israel dan Hamas."
Di sisi lain, dilaporkan 40 warga Palestina tewas, Selasa 14 Januari 2025 malam sampai Rabu pagi dalam serangan udara Israel di seluruh Jalur Gaza.
Sejak Israel melancarkan agresi ke Palestina, 7 Oktober 2023, mereka baru satu kali gencatan senjata dengan Hamas dan hanya berlangsung selama sepekan. Setelah itu, Israel terus menggempur Gaza hingga Tepi Barat secara brutal. Imbas agresi mereka, lebih dari 46 ribu warga di Palestina meninggal. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, meski Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata segera.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan zionis Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional.
Advertisement