Pemkot Surabaya Gencarkan Asesmen Perkantoran
Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan asesmen terhadap perkantoran baik milik pemerintah maupun swasta dalam penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Hingga Rabu, 27 Januari 2021 sudah ada 135 perkantoran yang telah diasesmen oleh Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, secara umum seluruh kantor sudah menerapkan protokol kesehatan yang cukup baik.
“Dari yang sudah kita asesmen secara keseluruhan sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Bahkan, kami apresiasi karena setiap kantor membentuk satgas dan aturan sendiri agar protokol kesehatan bisa berjalan,” kata Febri ketika ditemui di Balai Kota Surabaya.
Selain itu, setiap perkantoran termasuk di Kantor Gubernur Jawa Timur juga mengikuti Peraturan Walikota Nomor 67 Tahun 2020 terkait dengan pemberlakuan work from home (WFH) 75 persen dan work from office 25 persen.
Hanya saja, kata pria yang menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya itu, ada beberapa catatan yakni terkait dengan sirkulasi udara karena kebanyakan kantor tidak memiliki sistem ventilasi udara yang bagus, kemudian masih menggunakan AC central.
“Saat itu (asesmen) kami tidak hanya sekadar melihat-lihat saja, tapi juga memberikan pemahaman kepada Satgas Perkantoran itu dalam melakukan pengaturan kapasitas ruangan. Jadi, ruangannya itu diukur berapa meter persegi, kemudian baru bisa ditentukan dalam satu ruangan itu harus diisi oleh berapa orang, kami beri pengetahuan itu juga,” katanya.
Febri juga memastikan bahwa pada saat asesmen itu, pihaknya juga sudah memberikan beberapa masukan, termasuk masukan dengan bentuk gambar yang ditempel di setiap ruangan. Artinya, ketika sudah dilakukan pengukuran kapasitas ruangan dan sudah diketahui berapa kapasitas maksimal ruangan tersebut, lalu kapasitas ruangan tersebut dituangkan dalam sebuah kertas dan ditempelkan di ruangan itu.
“Sehingga diharapkan ketika melihat tempelan itu, orang sudah bisa mentaati,” kata Febri.
Advertisement