Pemkot Kecolongan Drainase Mampet, Penyebab Banjir Wonokromo
Biasanya, saat jarum jam sudah menunjukan pukul 23.00 WIB, jalanan di Kota Surabaya mulai sepi dan lengang. Namun hal tersebut tak berlaku pada hari ini, Jumat 31 Januari 2020. Ratusan motor dan mobil saling berdesakan di jalanan Kota Surabaya, khususnya di jalan-jalan protokol seperti Raya Darmo, Wonokromo, hingga Ahmad Yani.
Penyebabnya, adalah banjir atau genangan air setinggi betis orang dewasa. Bagaimana tidak banjir, Kota Surabaya sejak sore pukul 15.00 diguyur hujan lebat. Hujan baru reda sekitar pukul 18.30, atau tiga setengah jam Surabaya diguyur hujan.
Karena intensitas hujan yang lama itulah, wilayah Wonokromo yang sudah lama tidak banjir, tiba-tiba mengalami banjir. Bahkan titik tertinggi air hampir mencapai pinggang orang dewasa.
Melihat adanya genangan yang menyebabkan banjir tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak tinggal diam. Sejak pukul 19.00, tim dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Dinas PU dan Bina Marga, BPB Linmas, dan Satpol PP, langsung melakukan penyurutan di daerah Wonokromo.
Dua bego dikerahkan oleh Pemkot Surabaya untuk mengeruk sampah, batu, lumpur, dan pasir yang berada di Kali Wonokromo dan juga Kalimir Wonokromo, yang berada persis di belakang DTC.
Namun sepertinya tindakan yang dilakukan tim tersebut belum menemui hasil. Karena itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung turun tangan untuk memberi pengarahan pengerukan itu. Risma datang sekitar pukul 20.00 menggunakan mobil dinas yang tak biasanya. Mobil kali ini setipe Fortuner atau Pajero.
Menurut Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Risma menggunakan mobil dinas yang jarang dipakai itu dikarenakan kondisi banjir yang tak mungkin dilewati mobil sedan milik Risma.
“Ini soalnya banjir tadi, makanya pake itu mas. Kalau sedan nggak berani,” kata Febri kepada ngopibareng.id di Jalan Layang Mayangkara.
Dalam sidak tersebut, Risma terlihat didampingi oleh Kadiskominfo M. Fikser, Kadishub Irvan Wahyudrajad, KadisPU Erna Purnawati, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Robben Rico, hingga Kasatpol PP Irvan Widyanto.
Namun kedatangan Risma sepertinya tak diketahui awak media. Saat ngopibareng.id berada di sana, tidak ada satupun wartawan yang meliput. Baru 20 menit kemudian, beberapa wartawan media online dan televisi datang.
Meski begitu nampaknya Risma memang tak mau diliput media, Kabag Humas pun melarang awak media mendekat untuk mengambil gambar maupun wawancara.
“Dari jauh aja mas ambil fotonya. Ibu nggak mau ditanya-tanya, mau fokus ini cepat surut,” katanya.
Risma akhirnya melunak. Ia mempersilahkan para awak media untuk meliput, meski tetap tak mau beri komentar sedikitpun. Ia malah menyerahkan ke Kepala Dinas PU untuk menangani wartawan.
“Wes sama Bu Erna aja kalau mau wawancara,” kata Febri.
Seperti telah diarahkan oleh Risma, Erna menjelaskan mengapa di daerah Wonokromo tergenang banjir tinggi. Menurut Erna, curah hujan tinggi yang membuat banjir. Selain itu, debit air sungai memang lagi tinggi, sehingga air tak bisa sempurna untuk mengalir ke sungai.
“Tiga jam lebih lho Surabaya hujan deras. Makanya daerah sini yang sudah lama tidak banjir akhirnya tergenang seperti ini. Selain itu memang sungai ini tadi tinggi, selain karena debit air, karena dangkal. Makanya kita keruk. Waktu sudah dikeruk, baru air ngalir cepat sekali,” kata Erna.
Selain itu, penyebab banjir di daerah Wonokromo disebabkan banyak drainase pinggir jalan yang tertutup dengan sampah dan pasir.
“Kita sempat kecolongan tadi, ternyata ada ini drainase yang ke gorong-gorong itu tertutup pasir tebal sekali. Akhirnya kita bersihkan, air mulai surut. Target kita sebelum pagi, sudah tidak ada lagi genangan, meski hanya belasan sentimeter,” katanya.
Advertisement