Gemuruh! Kesaksian Korban Selamat Musibah Longsor di Banyuwangi
Musibah tanah longsor di Dusun Sadang, Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi terjadi sebanyak dua kali. Kejadian pertama dan kedua terpaut sekitar 15 menit. Longsoran yang pertama tidak terlalu besar. Pada tanah longsor yang kedua jauh lebih besar sehingga merenggut nyawa Ardiansyah, bocah berusia 13 tahun.
Kesaksian Bundan, 34 tahun, malam itu dia merasakan firasat yang kurang baik. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penarik troli wisata di kawah Ijen ini akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja malam itu. Biasanya dia berangkat bekerja saat tengah malam.
“Saya sempat tidur lalu terbangun saat mendengar suara gemuruh dari luar rumah,” jelasnya, Kamis, 17 Juni 2021.
Dia begitu terkejut saat melihat tebing di utara rumahnya longsor. Secara spontan, Bundan segera masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput anaknya Intan Dwi Febriyana, 3 tahun dan istrinya Wati, 33 tahun. Dia sempat mengantar anaknya keluar rumah untuk mencari tempat yang aman.
Ambil Cangkul Menolong Ponirah
Setelah memastikan anak dan istrinya selamat, dia bergegas ke rumah mertuanya, Bunai dan Ponira yang bersebelahan dengan rumahnya. Saat masuk rumah mertuanya, dia melihat Bunai dan Ponira sudah bangun dari tidurnya. Saat itu kaki Bunai tampak tertindih batako dan kayu. Sehingga dia tidak bisa bergerak. Melihat hal itu, dia bergegas menolong Bunai.
“Saya patahkan kayunya dan kemudian Bapak bisa keluar,” terangnya.
Sesaat setelah Bunai keluar rumah, dia mengambil cangkul untuk menolong Ponira. Saat itu baru kaki Ponira yan tertimbun. Tiba-tiba terdengar lagi suara gemuruh yang lebih dahsyat. Longsoran kedua yang jauh lebih besar terjadi. Seketika itu rumah itu ambruk akibat material tanah longsor.
“Saya melihat Ibu sudah tertimbun hingga setengah badan. Saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” ujarnya.
Semula Tak Mendengar Suara
Dia pun teringat untuk mencari Ardiansyah, anak tirinya itu yang tinggal bersama mertuanya. Sambil membawa cangkul dia berusaha mencari anak itu. Namun upayanya tidak membuahkan hasil. Menurutnya, sejak awal longsor terjadi dirinya sama sekali tidak mendengar suara Ardiansyah.
“Kemungkinan saat longsor terjadi dia dalam kondisi tidur. Saya sudah berusaha mencarinya tapi tidak ketemu,” ujarnya,
Setelah warga berdatangan, Ponira berhasil dievakuasi. Diapun dibawa ke Puskesmas Licin untuk mendapatkan perawatan. Sementara Ardiansyah baru berhasil ditemukan sekitar pukul 05.30 WIB. Dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di bawah timbunan tanah.