Gempuran Israel, Paramedis di RS Indonesia di Gaza Kelimpungan
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza jadi tempat mengungsi bagi ribuan warga sekitar. Paramedis di rumah sakit tersebut kelelahan sebab pasien baru berdatangan namun ketersediaan medis dan listrik tak mencukupi.
Relawan dari MER-C Indonesia, Fikri Rofiul Haq menyebut rumah sakit yang dibangun sejak 2011 itu kini sedang merawat 2.530 pasien. Sebanyak 1.500 warga lainnya turut mengungsi di rumah sakit yang dibangun dari donasi warga Indonesia tersebut.
Sebanyak 870 pasien meninggal selama tiga pekan serangan Israel di Jalur Gaza. "Lebih dari separuh penduduk Gaza mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman dibanding rumah mereka, seperti sekolah, rumah sakit, termasuk di sini," katanya kepada Al Jazeera, dikutip Senin, 30 Oktober 2023.
Listrik Padam
Layaknya wilayah Gaza yang lain, listrik di Rumah Sakit Indonesia juga sempat padam beberapa jam pekan lalu. Selain itu, tenaga medis di rumah sakit juga kelelahan, lantaran harus bekerja 24 jam non stop setiap hari. "Kami sangat butuh bantuan paramedis, staf personel kelelahan," katanya.
Namun tak mudah mendapatkan pasokan bantuan yang bersumber dari warga Indonesia dan organisasi kemanusiaan lain di Gaza. Namun relawan berhasil menyuplai bantuan pada 19 dan 24 Oktober lalu.
Misi Kemanusiaan
Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, kota di Utara Gaza dengan penduduk sekitar 90 ribu orang. Rumah sakit itu menempati lahan seluas 16 ribu meter per segi, sumbangan dari pemerintah Gaza di tahun 2011.
Pembangunan rumah sakit tersebut mencapai hampir USD8 juta, hasil donasi warga Indonesia, termasuk PMI dan juga Muhammadiyah.
Kini terdapat sedikitnya 45 warga Indonesia di Palestina. Rinciannya 10 di Gaza dan 35 di Tepi Barat. Kementerian Luar Negeri juga menyebut terdapat 230 WNI di Israel yang sebagian besar berstatus wisatawan religi.
Advertisement