Gempa Tuban, Bangunan di Ngaglik Surabaya Roboh, 1 Orang Terluka
Gempa bumi bermagnitudo 6,5 Skala Ritcher, yang berpusat di Laut Jawa, tepatnya berada di 130 km Timur Laut Tuban, terjadi pada 22 Maret 2024 sekitar pukul 15:52 WIB menyebabkan salah satu bangunan di kawasan Ngaglik Surabaya roboh.
Berdasarkan pengamatan Ngopibareng.id pada pukul 17.21 WIB, salah satu bangunan yang tidak berpenghuni di dekat jalur KA, Jalan Ngaglik Nomor 50A, Kecamatan Simokerto, Surabaya, roboh akibat getaran gempa tersebut.
Proses penanganan dan evakuasi pun langsung dilakukan oleh petugas dari instansi terkait, seperti Command Center, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pertanahan (DPRKPP) hingga PLN UP3 Surabaya Utara.
Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, terdapat salah satu korban luka ringan akibat terkena reruntuhan bangunan tersebut.
"Iya benar ada yang kejatuhan, mungkin terkena reruntuhan genting, korbannya hanya satu, perempuan. Sudah ditangani petugas untuk diobati," ujarnya, Jumat 22 Maret 2024.
Ngopibareng.id berhasil menemui korban yang terkena reruntuhan bangunan yang roboh tersebut, yakni Eni, seorang perempuan berusia 57 tahun yang berjualan menjajakan hidangan berbuka puasa.
Dirinya bercerita bahwa ia awalnya hanya melihat-lihat dan bertanya-tanya mengapa banyak orang yang berhamburan keluar.
"Saya tolah toleh awalnya. Ada apa ini kok pada keluar semua. Terus ternyata bangunannya langsung roboh lalu saya ditarik keponakan saya," ujarnya.
Eni, yang berjualan dekat dengan bangunan yang roboh terkena gempa akhirnya dapat terselamatkan karena ditolong oleh keponakannya tersebut. "Kalau saya tidak ditarik tadi mungkin sudah meninggal kena batunya (reruntuhan)," lanjutnya.
Dirinya juga menunjukkan bagian tubuhnya, yakni kaki kiri yang lecet karena terkena reruntuhan bangunan, dekat tempat dirinya berjualan takjil.
"Alhamdulilah, ini cuma kaki sama badan ini yang kena batunya. Badan saya masih sakit, sedikit gemetar ini," tuturnya.
Sementara itu, salah satu pedagang gorengan, Jumani menjelaskan, bahwa bangunan tersebut sudah tidak berpenghuni sejak tiga bulan lalu.
"Sudah lama tidak dihuni mas. Yang punya rumah ikut sama anaknya ke Malang," ujar perempuan berumur 63 tahun ini.
BPBD Kota Surabaya mengimbau kepada masyarakat Kota Surabaya yang keperluannya beraktivitas di dalam gedung tinggi dan bertingkat untuk selalu berhati-hati dan waspada dengan kejadian gempa susulan yang dapat saja terjadi sewaktu-waktu.