Gempa Taiwan: Korban Luka 1.000 Lebih, 9 Tewas, 38 Pekerja Hilang
Jumlah orang yang terluka akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter di Taiwan timur meningkat melewati 1.000 orang pada Kamis, 4 April 2024, meskipun jumlah korban tewas tetap stabil di angka sembilan. Sebanyak 38 pekerja dalam perjalanan ke sebuah hotel masih hilang dan beberapa lainnya kini telah ditemukan.
Gempa bumi, yang terkuat dalam 25 tahun, terjadi pada Rabu, 3 April 2024 pagi ketika orang-orang bersiap untuk berangkat kerja dan sekolah, berpusat di wilayah timur Hualien yang sebagian besar merupakan wilayah pedesaan dan berpenduduk jarang.
Dikutip Reuters, gedung-gedung juga berguncang hebat di ibu kota Taipei, namun kerusakan dan gangguan yang terjadi tidak terlalu parah.
Dinas pemadam kebakaran Taiwan mengatakan jumlah korban luka telah mencapai 1.038 orang, sehingga jumlah orang hilang sebanyak 52 orang. Sekitar selusin pekerja hotel dalam perjalanan menuju sebuah resor di Taman Nasional Taroko telah ditemukan, dan 38 orang masih dinyatakan hilang.
Pemadam kebakaran mengatakan upaya penyelamatannya dipusatkan pada orang-orang yang terjebak di jalan raya lintas pulau, yang melintasi jurang yang menghubungkan Hualien dengan pantai barat Taiwan dan merupakan tujuan wisata populer.
Pihak berwenang menggunakan drone dan helikopter untuk mencari orang-orang di jurang tersebut dan akan memberikan pasokan kepada mereka ketika mereka ditemukan.
Pada Kamis, 4 April 2024 pagi, sebuah helikopter menyelamatkan enam orang yang terjebak di area pertambangan. Administrasi kereta api mengatakan jalur kereta api ke Hualien juga dibuka kembali lebih cepat dari jadwal pada hari Kamis, meskipun satu stasiun pedesaan di utara kota Hualien masih ditutup karena kerusakan.
Di kota Hualien, di mana orang-orang yang terperangkap di dalam bangunan telah diselamatkan, beberapa orang tidur di luar rumah semalaman ketika puluhan gempa susulan mengguncang wilayah tersebut.
Seorang wanita, 52 tahun, yang menyebut nama keluarganya sebagai Yu, mengatakan dia masuk ke tenda di lapangan olahraga yang digunakan sebagai tempat berlindung sementara pada Rabu, 3 April 2024 malam karena dia terlalu takut untuk tidur di apartemennya. "Gempa susulannya sangat mengerikan. Tidak henti-hentinya. Saya tidak berani tidur di dalam rumah," ujarnya.