Gempa di Sumba Barat Tak Berpotensi Tsunami
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi dua kali gempa bumi susulan pascagempa magnitudo 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa 22 Januari pukul 06.59 WIB dan tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hingga pukul 07.26 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 5,2 dan magnitudo 3,2 SR.
Setelah dilakukan pemutakhiran gempa bumi dari 6,2 SR menjadi magnitudo 6,0 SR dengan episenter pada koordinat 10,4 Lintang Selatan dan 119,06 Bujur Timur.
Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 92 kilometer arah Barat Daya Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Propinsi NTT pada kedalaman 47 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Sumba Barat ini dibangkitkan oleh sesar naik (Thrust Fault).
Berdasarkan laporan masyarakat, gempabumi ini dirasakan di daerah Tambolaka IV-V MMI, Waingapu, Sumbawa dan Bima III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (ant)