Gempa di Ambon Cukup Memilukan, Ini Fakta Terkini
Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo di Ambon, Provinsi Maluku, cukup membuat gundah gulana. Warga hingga kini merasakan akibatnya. Meski diketahui telah menelan korban sedikitnya 30 jiwa.
Sementara ratusan ribu orang masih berada di tempat-tempat penampungan. Demikian dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Minggu 29 September 2019.
Gempa terjadi pada hari Kamis, 26 September pagi, telah merusak ratusan rumah dan puluhan fasilitas dan infrastruktur umum, termasuk jembatan utama di kota Ambon.
Juru bicara BNBP, Agus Wibowo, mengatakan lebih dari 150 orang terluka. Selain itu, lebih dari 200 ribu tetap berada di tempat penampungan.
Mereka yang rumahnya hancur telah mendirikan tenda sebagai tempat berlindung di dekat rumah sakit atau halaman sekolah.
Orang-orang yang tinggal di dekat lautan telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi setelah gempa karena khawatir tsunami akan menghantam. Padahal pihak berwenang telah mengesampingkan kemungkinan gelombang raksasa itu.
Indonesia, yang berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik, sering dilanda gempa bumi dan tsunami yang mematikan.
Kota Palu di Sulawesi Tengah, hancur oleh gempa berkekuatan 7,5 skala Richter yang memicu gelombang tsunami hebat pada September 2018. Bencana tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang.
Awalnya, gempa bumi berkekuatan 6,5 yang mengguncang Ambon hari Kamis 26 September menewaskan tiga orang dan merusak jembatan, rumah sakit serta bangunan-bangunan lain.
Beberapa bagian bangunan di sebuah universitas ambruk. Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Albert Simaela dikutip mengatakan, seorang dosen tewas tertimpa bangunan yang runtuh.
BPBD menyatakan dua lainnya tewas dan tiga orang cedera. Pihak berwenang masih mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
Simaela mengatakan rumah sakit utama di Ambon rusak dan para pasien diungsikan ke tenda-tenda di halaman rumah sakit.
Menurut Dinas Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa tersebut berpusat 33 kilometer sebelah timur laut Ambon pada kedalaman 18 kilometer.
Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Namun, sejumlah saksi mata mengatakan kepada beberapa stasiun televisi bahwa warga di pesisir berlarian ke dataran yang lebih tinggi karena khawatir terjadi tsunami.
Menurut Simaela, banyak warga menuju dataran yang lebih tinggi dengan sepeda motor dan mobil, menyebabkan kemacetan lalu lintas di Ambon.
Advertisement