Gempa Cianjur Sisakan Tangis, Anak Didik Belum Bisa Sekolah
Gempa yang mengguncamg Cianjur Jawa Barat, masih menyisakan penderitaan dan tangis bagi anak didik. Sejak kejadian 21 November 2022 sampai sekarang mereka belum bisa belajar secara penuh. Akibat gempa itu Gedung SDN Sukamaju I dan SMP Negeri 5 Cianjur rata dengan tanah.
Masih beruntung bagi anak didik SDN Sukamaju 1, bisa belajar di tenda darurat di atas lahan warga yang disewa. Berbeda dengan siswa SMP Negeri 5, selain faktor anggaran, kesulitan mencari tempat mendirikan tenda untuk kegiatan belajar mengajar. Akibatnya 730 siswa belum bisa belajar.
"Kami mencoba dengan sistem kunjungan dan belajar melalui daring, itupun hanya bisa diikuti sebagian kecil siswa karena faktor teknis. Saya sedih melihat anak didik saya belum bisa belajar," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Cianjur Agus Nirwan.
Ia terisak saat menceritakan nasib anak didiknya yang belum bisa sekolah dan bangunan sekolahnya yang rata dengan tanah.
Agus Nirwan menjelaskan, dari 25 kelas yang ada saat gempa melanda 80 persen atau 20 kelas diketahui roboh. Hingga saat ini, 730 siswa SMP 5 Cianjur belum sempat kembali menjalani aktivitas belajar mengajar.
"Karena belum tersedia lahan tenda sekolah darurat .Sembari menunggu itu kami buat rencana belajar dengan cara guru berkunjung," kata Agus, kepada Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik).
Saat itu Fortadik turut menyalurkan bantuan kepada anak yang diberikan dalam bentuk Paket School kit dan makanan ringan yang berjumlah 160 paket.
Penyaluran bantuan yang terlaksana pada Sabtu, 14 Januari 2023 ini dilakukan di beberapa titik sekolah yang terdampak serius dari bencana alam tersebut. Bantuan juga ditujukan guna memantik semangat dan memfasilitasi anak-anak terdampak bencana untuk bisa kembali menjalani sekolah.
"Alhamdulillah, tim Fortadik Peduli Gempa Cianjur Sabtu melaksanakan amanah para donatur ke beberapa sekolah terdampak Gempa di Cianjur," ujar Ketua Fortadik, Syarief Oebaidilah disela-sela penyaluran bantuan di lokasi bencana, Cianjur.
Syarief menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara Relawan Dikti (REDI), Badan Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, pejabat tinggi di perguruan tinggi, Lembaga Kementerian, dan para donatur. "Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang lebih baik dan semoga bantuan yang disalurkan bermanfaat, khususnya bagi pendidikan anak-anak terdampak bencana," tuturnya.
Penyaluran awal dilakukan di dua titik. Yakni SDN 1 Sukamaju dan SMPN 5 Cianjur. Saat tim mengunjungi lokasi, aktivitas belajar mengajar diketahui masih dilakukan di bawah tenda darurat.
Kepala Sekolah SDN 1 Sukamaju, Elis mengatakan, sekolah yang dinaunginya terkena dampak parah dari gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Beberapa bangunan kelas, sebut Elis, roboh akibat guncangan gempa berkekuatan 5,6 magnitudo.
"Bangunan kelas kami banyak yang roboh saat tragedi gempa. Alhamdulillah, kini sedang proses pembangunan yang diatensi oleh pemerintah," ungkap Elis.
Beranjak dari SDN 1 Sukamaju, tim Fortadik juga mengunjungi SMP 5 Cianjur. Sementara itu, Pembina Relawan Dikti, Paristiyanti Nurwardani menyampaikan apresiasi atas upaya pengumpulan dan penyaluran bantuan yang dilakukan tim Fortadik.
Paris melihat sendiri bagaimana situasi aktivitas belajar mengajar anak disana masih serba kekurangan. Kepala Lidikti Wilayah III ini menyebut, berbagai bantuan yang diperuntukkan bagi korban bencana akan penting untuk memantik kembali semangat belajar seluruh masyarakat pendidikan, khususnya anak-anak.
"Sembari kita sama-sama tetap melakukan proses pembangunan sarana pendidikan yang memang sudah menjadi atensi utama bagi pemerintah melalui Presiden Jokowi, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono," ujarnya.