Gempa Banten, 5 Orang Meninggal Karena Panik
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lima meninggal dunia akibat gempa dengan magnitudo M 6,9 yang terjadi pada Jumat malam, 2 Agustus 2019, pukul 19.03 WIB kemarin.
"Dua orang meninggal dunia berlokasi di Kabupaten Lebak, dua orang di Kabupaten Sukabumi dan satu orang di Pandeglang," kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangan tertulis yang diterima ngopibareng.id.
Dua orang meninggal di Kabupaten Lebak atas nama Rasinah, 48 tahun. Korban meninggal karena serangan jantung. Korban lain yaitu Salam, 95 tahun yang meninggal akibat kelelahan ketika dievakuasi.
Sementara itu, korban meninggal di Kabupaten Sukabumi atas nama H. Ajay, 58 tahun, warga Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok dan Ruyani, 35 tahun, warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran.
Sedangkan satu korban dari Pandeglang atasnama Sa'in, 40 tahun, warga Dusung Ujung Jaya, Kecamatan Sumur. Korban mengalami kepanikan di kebun saat terjadi gempa.
Selain korban meninggal, gempa berdampak pada 4 orang luka-luka dengan rincian 1 di Kabupaten Sukabumi dan 3 lainnya di Kabupaten Pandeglang.
BNPB mencatat hingga Sabtu, 3 Agustus 2019, total rumah rusak berjumlah 223 unit dengan rincian 13 rusak berat (RB), 32 rusak sedang (RS) dan sisanya rusak ringan (RR).
Kerusakan rumah di Provinsi Jawa Barat sebanyak 13 unit RB, 30 RS, 62 RR. Kerusakan tersebut tersebar di Kota Bogor (1 unit RR), Kabupaten Cianjur (6 RB, 2 RS, 13 RR), Kabupaten Sukabumi (6 RB, 22 RS, 43 RR), Kabupaten Bandung (2 RS), Kabupaten Bandung Barat (1 RB, 1 RS, 4 RR) dan Kabupaten Garut (3 RS, 1 RR).
Sedangkan kerusakan di Provinsi Banten, rumah rusak dengan kategori berbeda tersebar di Kabupaten Lebak (4 RB, 29 RR), Kabupaten Pandeglang (81 RR), Kabupaten Serang (1 RS, 3 RR) dan Kota Cilegon (3 RR). Total kerusakan rumah di Provinsi Banten yaitu 2 RS dan 116 RR.
Sementara itu, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum seperti tempat ibadah, kantor dan fasilitas pendidikan.
Kerusakan di Kabupaten Pandeglang mencakup 1 masjid RR dan 1 kantor desa RR, Kabupaten Cilegon 1 masjid RR, Kabupaten Sukabumi 1 masjid RR, 1 majelis Ta’lim dan 1 pondok pesantren RR.
Kerusakan fasilitas lain terdapat di Serang yaitu 1 pondok pesantren RR, dan 1 bangunan tempat penggilingan padai RR.
Pascagempa, BNPB segera mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi terdampak seperti Lampung Selatan, Pandeglang, Serang, Lebak, dan Sukabumi.
"TRC membantu pemerintah daerah untuk melakukan kaji cepat dan pendampingan terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," kata Agus.
Saat ini BNPB, BPBD, kementerian/lembaga, TNI, Polri dan relawan bersinergi di lapangan untuk penanganan darurat bencana.
Pagi ini Kepala BNPB Doni Monardo juga telah berada di Kabupaten Pandeglang, Banten untuk meninjau kondisi di lapangan dan memastikan semua pelayanan publik terpenuhi.
Berdasarkan pantauan TRC, situasi dan aktivitas warga normal. Di sisi lain, BPBD dibantu instansi terkait melakukan pemantauan ulang di daerah pedalaman.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa dengan M 6,9 terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan kedalaman 48 km. Posisi gempa berada pada 164 km barat daya Pandeglang, Banten. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami pada pukul 2.35 WIB atau 2 jam 32 menit pascagempa.
Berkaitan dengan informasi yang beredar di media sosial seperti ramalan waktu dan tempat terjadinya gempa, BNPB mengimbau warga untuk tidak terpancing oleh informasi yang bukan berasal dari sumber resmi pemerintah. Warga diharapkan tetap tenang dan selalu waspada terhadap informasi palsu yang berkembang di masyarakat.
Advertisement