Gelombang Tinggi, Kapal di Bawah 125 GT Dilarang Melaut
Tingginya gelombang di Laut Jawa dan Samudera Indonesia, perahu dan kapal berbobot di bawah 125 gross tonage (GT) yang berlabuh di Probolinggo dilarang melaut. Khusus perahu penyeberangan di jalur pendek antara Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo dengan Pulau Giliketapang masih diperbolehkan beroperasi karena dianggap masih aman.
“Kami minta perahu dan kapal, baik armada perikanan maupun niaga yang berbobot di bawah 125 GT untuk tidak melaut,” ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas IV Probolinggo, Eko Winarno, Kamis, 3 Januari 2019.
Untuk sementara perahu dan kapal kecil-menengah itu diminta bersandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM), Kota Probolinggo. “Hal itu sesuai imbuan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya per tanggal 4 Januari 2019,” ujarnya.
BMKG Perak menginformasikan, gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan. Yakni, gelombang di Laut Jawa bagian timur antara 0,8 – 2,0 meter, di selat Madura antara 0,3 – 1,3 meter dan di Samudera Indonesia atau perairan laut di selatan Jatim antara 1,5 – 3,0 meter.
Sementara kondisi angin dominan dari barat-utara dengan kecepatan maksimum di Laut Jawa 24 knots (44 km/jam). Sedangkan di Samudera Indonesia (selatan Jatim) sebesar 26 knots (48 km/jam).
Disinggung sampai kapan perahu dan kapal di bawah 125 GT tidak boleh melintasi perairan bergelombang tinggi, Eko mengatakan, sampai ada informasi terbaru dari BMKG. “Artinya sampai ada info terbaru yang menyatakan gelombang kembali normal,” katanya.
Diakui larangan melaut tidak berlaku bagi perahu-perahu penyeberangan Probolinggo-Pulau Giliketapang yang berjarak sekitar 3 mil laut. “Ini penyeberangan jarak pendek dan ketinggian gelombang 0,5-1 meter masih aman,” ujar Eko.
Meski dianggap aman, nakhoda perahu penyeberangan Probolinggo-Giliketapang diminta tetap berhati-hati. Selain agar dilengkapi peralatan keselamatan seperti, life jacket dan pelampung, perahu diminta hanya memuat 20-25 penumpang.
“Syukurlah perahu penyeberangan Probolinggo-Giliketapang masih aman sehingga kami bisa mengantar wisatawan yang hendak snorkeling di perairan Giliketapang,” ujar Agus Salim, operator snorkeling di Giliketapang.
Seperti diketahui, di Probolinggo terdapat 1.400 perahu dan kapal berukuran kecil-sedang dan sekitar 400 kapal besar. Sebanyak 1.400 perahu dan kapal inilah yang menjadi sasaran larangan melaut selama gelombang tinggi menghempas. (isa)