Kisah Pilu Pengungsi Kerusuhan Wamena
Gelombang eksodus pendatang dari Wamena, Papua Barat terus berdatangan, Rabu 2 Oktober 2019. Sebanyak 120 pengungsi tiba di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, sekitar pukul 15.00 WIB. Bersama dengan kedatangan mereka, ada cerita pilu tentang situasi yang mereka hadapi saat kerusuhan terjadi.
Saat menginjakkan kakinya di Malang, terdengar salah satu pengungsi mengucap syukur karena telah berhasil dievakuasi dari kerusuhan di Wamena.
Salah satu warga asal, Nguling, Pasuruan, Suparman menceritakan kepada Ngopibareng.id betapa mencekamnya situasi di Wamena.
"Semuanya habis, rumah juga dibakar, kejadian itu malam, saya waktu ngojek. Tiba tiba saya dikejar oleh sekelompok orang. Langsung saya lari menyelamatkan diri di Polres Wamena," terang pria 32 tahun pada Rabu 2 Oktober 2019.
Selain Suparman, kejadian serupa dialami oleh Agus Salim yang juga bekerja sebagai ojek.
"Waktu itu hari Senin, orang gunung turun semua. Mereka menyamar jadi anak sekolah, kami tidak menduga, lalu semua rumah dibakar. Tinggal sisa baju dan helm ini, saya bawa pulang buat kenang-kenangan masa pahit,'' ucapnya sambil memangku sebuah helm.
Kata Salim, yang menjadi sasaran kekerasan penduduk asli Wamena ialah warga pendatang yang bekerja atau menetap di Wamena.
"Yang mereka cari itu ya perantau. Itu semua dibabat habis. Dan rumah yang ketahuan punya pendatang juga ikut jadi amukan penduduk, dibakar pula," tuturnya.
Salim merasa bersyukur karena setidaknya ia dan keluarga yang terdiri dari satu istri Hamima dan anak semata wayangnya Lutfia selamat dari kerusuhan tersebut.
"Jadi posisinya waktu itu rumah lantai 1 sudah mulai terbakar, di depan sudah ada puluhan orang. Kami sekeluarga saat itu langsung menuju ke lantai dua dan gak mikir mau mengambil barang berharga di rumah. Saya pikir keselamatan nomor satu," ujarnya.
Salim lalu menjebol triplek belakang rumah di lantai dua dan di bawah sudah ada TNI yang sudah siap siaga mengamankan Salim beserta keluarga.
Seperti diketahui, pada hari ini sebanyak 120 warga Jawa Timur berhasil dievakuasi dari kerusuhan di Wamena.
Mereka diterbangkan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 dari Biak, Jayapura, melewati Ambon, Makassar, lalu sampai di Malang.
Advertisement