Geliat Ekonomi Warga Palu, Sigi dan Donggala Mulai Normal
Aktivitas warga di beberapa kawasan korban gempa, di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi berangsur normal. Perekonomian sudah mulai berjalan. Pasar-pasar dan toko sudah mulai buka kembali.
"Hal ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak untuk turut serta membangun dan mengembalikan wilayah tersebut seperti sebelum bencana," kata Komandan Korem 132/Tadulako Kolonel Inf. Agus Sasmita seperti dikutip Antara Rabu 10 Oktober 2018.
Ia menjelaskan bahwa secara keseluruhan personel yang terlibat dalam penanggulangan bencana terdiri atas 6.522 prajurit TNI gabungan berbagai kesatuan dari tiga matra, 2.028 anggota Polri, dan ribuan personel dari pemerintahan, lembaga kemanusiaan serta sukarelawan.
"Peran mereka dan para relawan, sesungguhnya sangat luar biasa dan heroik," kata Agus.
Alumni Akmil 1993 itu juga menyebutkan 12 dari 14 rumah sakit yang ada di wilayah tersebut sudah beroperasi dengan rincian sembilan di Palu, dua di Donggala, dan satu di Sigi. Selain itu ada layanan rumah sakit di KRI Suharso dan rumah sakit lapangan di Balaroa.
Kegiatan belajar mengajar juga sudah berlangsung di dua SMA dan satu SMP. Di Kota Palu terdapat 91 SMA, 128 SMP, dan 495 SD.
"Menurut pengamatan belum ada SD yang beroperasional," kata Agus.
Sementara dari delapan pasar di Palu, 16 pasar di Donggala, dan satu Pasar di Sigi yang terdampak bencana, baru tiga pasar di Palu yang sudah kembali beroperasi.
Pengiriman Bantuan
Untuk daerah Donggala, sudah ada enam sorti (pengiriman) bantuan ke Desa Lende, Kecamatan Balaesang Tanjung, dan Desa Rano menggunakan helikopter. Sementara empat truk bantuan dikirim ke posko pengungsi sektor Kabupaten Sigi.
Danrem telah menambah dapur umum lapangan di Desa Dolo, Pasar Biromaru, Desa Lolu, Desa Sibalaya, lapangan Madani Biromaru, dan Desa Ngatabaru untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Korem 132/Tadulako juga telah mendistribusikan logistik ke 100 titik di Sigi, membuka akses jalan kota Palu ke Kulawi, melakukan pendampingan dan pencarian korban di Balaroa dan Petobo, melaksanakan orientasi tanah longsor di Desa Tafae, dan memberikan pengobatan terhadap korban gempa di Kecamatan Balesang Tanjung, Desa Balaroa, dan Desa Lende.
Saat ini ada 64 tenda dan MCK dalam ukuran besar di tiga lokasi pengungsian yang dikendalikan oleh Dandim 1306/Donggala. Selain itu akan ada penambahan 20 tenda dan MCK di tiga lokasi lain agar para pengungsi merasa lebih nyaman.
Selain menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi, gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Tengah menurut data Selasa (9/10) pukul 17.00 Wita menyebabkan 2.037 orang meninggal dunia, semuanya sudah dimakamkan. Bencana juga menyebabkan 671 orang hilang dan 152 orang tertimbun.
"Kami masih akan meneruskan pencarian dengan harapan masih ditemukan yang masih selamat," kata Agus. (ant)