Gelar Salat Ghaib dan Pembacaan Hizb Nashor untuk Warga Palestina
Ratusan orang mengikuti salat ghaib dan pembacaan hizb nashor, Jumat, 3 November 2023. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan sekaligus keprihatinan pada warga Palestina. Kegiatan ini diinisiasi PCNU Banyuwangi bersama Rabithah Alawiyah.
Mujahadah untuk Palestina ini dilaksanakan di Masjid Besar Al Hadi, Jalan Basuki Rahmat, Banyuwangi. Doa bersama untuk warga Palestina ini diawali dengan salat Ashar dilanjutkan dengan pembacaan hizb nashor dan salat gaib.
Hizb nashor itu, kata dia, merupakan sebuah amalan yang sudah biasa dibaca kalangan kiai, habaib, pesantren-pesantren kalau dalam kondisi darurat.
“Kita sebagai sesama manusia, lebih-lebih sebagai sesama muslim, benar-benar sangat prihatin melihat kondisi di Palestina,” jelas Ketua PCNU Banyuwangi, KH. M. Ali Makki Zaini.
Berdasarkan informasi media dalam maupun luar negeri, sudah ribuan anak kecil dan juga perempuan warga Palestina yang meninggal dunia. Dalam aturan perang di kitab-kitab salafi pondok pesantren, perang yang resmi itu sangat dilarang mencederai anak-anak dan perempuan.
Kondisi ini, menurut ulama yang akrab dipanggil Gus Makki ini, sudah di luar kewajaran. Sementara masyarakat yang ada di sini hanya bisa mendoakan. Nantinya, kata dia, juga akan digalang donasi untuk dikirimkan ke Palestina melalui Lazisnu PBNU.
“Sehingga nanti apa yang dibutuhkan untuk Palestina, apakah itu obat-obatan, makanan, apa saja yang dibutuhkan,” tegasnya.
Selain juga memenuhi instruksi PBNU, lanjutnya, apa yang dialami warga Palestina inilah yang menjadi dasar pelaksanaan doa bersama ini. Menurutnya, PBNU mempersilakan kepada pengurusnya di bawah untuk melaksanakan imbauan yang sudah dikeluarkan PBNU.
“Kita pilih hari ini, selain karena hari Jumat, yang kedua juga biar tidak terlalu lama juga, imbauan itu langsung kita laksanakan,” katanya.
Lebih jauh dia menambahkan, sejauh ini, masyarakat hanya bisa prihatin. Karena berdasarkan update berita PBB tumpul. Sehingga masyarakat hanya mampu melakukan upaya sebatas ini. Yakni mendoakan dan membantu lewat donasi. Namun apa pun itu, kata dia, masyarakat tetap berbuat untuk saudara-saudara di Palestina.
Selama ini, menurutnya, pemerintah Indonesia telah banyak berbuat. Tetapi, menurutnya, persoalan Palestina ini tidak cukup hanya kutuk mengutuk saja. Tapi perlu tindakan nyata terutama dari pemerintah.
“Maka pemerintah harus mengambil langkah melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Itulah senjata pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Apalagi, jumlah muslim terbesar di dunia adalah Indonesia. Maka, seharusnya suara Indonesia sangat didengar oleh negara-negara lain. Sudah saatnya, kepedulian ini tidak hanya antara sesama muslim. Ini sudah harus atas nama sesama manusia. Apa pun itu agamanya karena ini tragedi kemanusiaan.
“Karena saya yakin di Palestina, di Jalur Gaza itu juga ada yang non muslim yang menjadi korban. Dan ini hanya bisa dihentikan apabila negara-negara di situ warga muslimnya banyak, bersatu,” pungkasnya.