Gelar Khitanan Massal, Aksi Rayakan Harlah ISNU Tulungagung
Masa pandemi berdampak kesulitan bagi kaum miskin. Mereka yang kurang mampu, akan menunda kepentingan lain untuk anak-anaknya. Misalnya, keluarga miskin akan menunda mengkhitankan anaknya.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Tulungagung Mochammad Rifai mengatakan, berkait dengan Hari Lahir ISNU pihaknya menggelar khitanan massal dan aktivits sosial lainnya.
"Kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan berbagi kasih kepada masyarakat yang kurang mampu. Namun tidak menutup juga untuk masyarakat umum yang mau mengikuti acara sosial ini," tuturnya, dalam keterangan Jumat 18 Desember 2020.
Kegiatan sosial kemasyarakatan, menurutnya, menjadi salah program penting yang harus dilakukan dengan maksimal.
“Khitan massal ini bagian dari kegiatan menyambut Harlah ISNU ke 21. Sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat, dan juga sangat bermakna bagi anak itu sendiri untuk menuju proses kedewasaan,” ujar Rifai.
Acara yang dilaksanakan di halaman Kantor KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Rohmatul Ummat di Jalan Letjend Suprapto No 97 Kelurahan Kepatihan Kecamatan Tulungagung, pada Rabu 16 Desember 2020. Setidaknya diikuti 35 anak laki-laki baik dari keluarga kurang mampu dan umum.
Khitan massal bekerjasama dengan, Pagar Nusa, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), KBIH Rohmatul Ummat dan PWI.
Kegiatan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Dimulai dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng, kemudian dilanjutkan dengan pembagian sarung, kopyah, hingga uang saku.
Selanjutnya, ada empat tenaga medis profesional yang mengkhitan para pelajar tersebut.
Mereka tampak bahagia, lantaran akan menunaikan satu kewajiban sebagaimana syariat Islam menggariskan hukum khitan. Meski sebagian ada yang ketakutan, namun semua proses dapat dilalui dengan baik. Semua peserta akhirnya berhasil dikhitan
Menurut Mochammad Rifai, kegiatan ini cukup istimewa, karena menunjukkan kesolidan antarlembaga yang dimiliki NU. ISNU sebagai lembaga yang menginisiasi kegiatan dan LKNU mendukung dalam hal tenaga medis sementara Pagar Nusa menjaga jalannya acara agar tetap kondusif.
Sinergi ini, kata dia, harus terus terjalin di kemudian hari. “Kami berterima kasih kepada para banom NU atas bantuannya dalam kegiatan ini,” katanya.
Rifai berharap agar kegiatan ini tidak hanya berhenti kali ini saja, mengingat masih banyak lagi masyarakat yang ingin dengan kegiatan tersebut. Bahkan apabila memungkinkan, kegiatan serupa dapat menjadi agenda rutin setahun dua kali.
“Semoga acara ini istiqomah dan ke depan pesertanya makin banyak,” harapnya.
salah satu orang tua peserta yakni Muhammad memaparkan alasan dirinya mengikutkan anaknya di kegiatan khitan massal ini. Disamping banyak teman sebaya, anaknya yang ikut juga membantu dalam hal ekonomi.
“Alhamdulillah sangat membantu, anaknya ini tidak merasa takut karena banyak teman sebayanya yang juga ikut di sunat,” ujarnya.
Menurutnya, bila dikhitan secara mandiri biayanya mencapai Rp 500 ribu. Sehingga ia sangat menyambut baik adanya khitanan massal kali ini.
“Ini bagus, kita sangat senang karena terbantu juga. Kalau bisa acara seperti bisa berlanjut,” harapnya. Demikian dilaporkan Imam Kusnin Ahmad dari Tulungagung.