Gelar ICAS, Tonggak Penting Perjalanan Pergerakan ‘Aisyiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, ‘Aisyiyah memiliki legacy sejarah yang panjang terkait dengan pergerakan organisasi perempuan Islam. Kehadirannya juga sebagai bentuk implementasi dari cita-cita besar dari konsep Islam sebagai agama yang rahmat bagi semua alam.
Menurutnya, kehadiran ‘Aisyiyah di medan catur pergerakan organisasi perempuan memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan nafas perjuangan kaum perempuan untuk mencapai hak-haknya.
"‘Aisyiyah juga hadir dalam arus dakwah Islam Berkemajuan, melalui gagasan dan pokok dasar pemikirannya ‘Aisyiyah mejadi organisasi pembebas terhadap segala belengu yang megekang kaum pinggiran, terlebih kaum perempuan," tuturnya, dalam keterangan Senin, 5 Oktober 2020.
"‘Aisyiyah bergerak dan menebarkan Islam yang berkemajuan dengan terus membawa semangat beragama yang mencerahkan yang menghadirkan risalah agama yang memberikan jawaban problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan lain yang bercorak struktural maupun kultural,” jelas Noordjannah.
Sebelumnya, ia menegaskan hal itu dalam pembukaan International Conference on Aisyiyah Studies (ICAS) tahun 2020 yang dilaksanakan secara daring pada Sabtu 3 Oktober 2020.
Disampaikan oleh Noordjannah, 'Aisyiyah yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia serta memiliki cabang istimewa di luar negeri ini telah memiliki puluhan ribu Cabang dan Ranting yang menunjukkan pergerakan Islam terkuat yang ada di Asia Tenggara.
"Suburnya pertumbuhan Pimpinan Cabang dan Ranting Istimewah ‘Aisyiyah juga sebagai agen pengenal, pembawa angin segar dakwah yang mengembirakan," tuturnya.
Noordjannah melanjutkan bahwa 'Aisyiyah meniscayakan gerakannya melintas batas golongan dan lintas masyarakat yang majemuk secara luas. 'Aisyiyah menyemaikan dakwah yang menyuburkan kebaikan akhlak mulia amal saleh kebaikan bagi masyarakat luas tanpa diskriminasi sehingga kehadiran 'Aisyiyah benar-benar menebar Islam Rahamatan Lil Alamin.
Sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai pengalaman dan kerja-kerja 'Aisyiyah ini maka International Conference on ‘Aisyiyah Studies (ICAS) 2020 (ICAS) digelar. Pengalaman-pengalaman ‘Aisyiyah di manapun di berbagai sudut negeri ini perlu dieksplorasi untuk menjadi sistem pengetahuan yang berguna dan inspiratif bagi gerakan perempuan, gerakan Islam, dan gerak keummatan kini dan akan datang.
“’Aisyiyah saat ini usianya sudah mencapai 107 tahun, yang pengalamannya tentu akan digalih dan tidak cukup jika hanya melalui satu etape ICAS ini. Oleh karena itu, akan sangat bagus jika nanti akan dilanjutkan oleh siapapun kajian-kajian mengenai ‘Aisyiyah maupun Muhammadiyah,” ungkapnya.
Noordjanah menegaskan, ICAS ini sebagai bahan refleksi perjalanan historis pergerakan perempuan muslim Indonesia yang tergabung dalam Organisasi ‘Aisyiyah. Di mana legacy sejarah ini bisa dibangun menjadi pengetahuan melalui riset-riset akademik maupun partisipatoris, baik yang dilakukan oleh kalangan akademisi, peneliti, aktivis, penggerak Aisyiyah, penggerak masyarakat, maupun kalangan kritis.
Memasuki abad kedua usianya, ‘Aisyiyah meneruskan warisan perjuangan untuk konsisten memperjuangan nasib perempuan dan anak. Perjuangan ini merupakan bentuk nayata dalam pengamalan Kitab Suci Al Qur’an dan Sunnah, di mana dalam pedoman dua teks itu perempuan ditempatkan sebagai mahluk yang mulai, tidak ada pembedaan dengan kaum laki-laki.
Dalam konteks kebangsaan, peran ‘Aisyiyah begitu benderang dan nyata. Organisasi Perempuan Islam ini berperan membidani lahirnya Kongres Perempuan I pada tahun 1928 di Yogyakarta. Jika dilihat dari banyaknya peran yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam kontkes kebangsaan dan kenegaraan, maka tidak berlebihan jika menyebutnya sebagai Ibu Negara.
Meskipun demikian, menurut Noordjanah, ‘Aisyiyah tidak boleh menepuk dada sebagai organisasi yang paling berperan dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan Indonesia ini. Ia menyebut keberhasilan Indonesia dalam melewati segala macam persoalan dan tantangan selama ini merupakan andil yang sama dari organisasi perempuan Islam lain, juga organisasi perempuan lintas agama lain.