Gelar Gusnya Dipertanyakan, Samsudin Beberkan Asal-usulnya
Pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati di Kabupaten Blitar Samsudin Jadab menyebut istilah 'Gus' yang disematkan pada nama panggilannya hanya sapaan untuk anak laki-laki Jawa.
Diketahui, GP Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) sempat menyebut bahwa penggunaan gelar ‘Gus’ pada nama Samsudin dapat menyesatkan masyarakat dan digunakan untuk keuntungan pribadi.
“Kalau saya no comment, karena nama ‘Gus’ sendiri kalau orang Jawa itu ‘Gus’ itu untuk anak laki-laki, cah bagus” kata Samsudin, di Surabaya, Sabtu, 13 Agustus 2022.
Selain itu, menurut Samsudin, sapaan ‘Gus’ yang disandangnya merupakan panggilan orang-orang di sekelilingnya. Ia pun tak mempermasalahkan dipanggil dengan sebutan itu.
“Saya terserah orang manggil saya apa, kalau memanggil saya ya bisa apapun, kan seperti itu. Itu orang yang memanggil saya (gus) bukan saya pengen dipanggil,” jelasnya.
Sementara itu, Bendahara GP Ansor Jatim, Muhammad Fawait mengatakan, pihaknya mengecam pencatutan gelar Gus dalam nama Samsudin Jadab. Hal ini dapat menyesatkan masyarakat.
Sebab, menurut Gus Fawait, Samsudin mengambil keuntungan pribadi dalam penggunaan gelar gus itu. Ia takut nantinya hal tersebut akan merugikan para kiai atau gus yang asli.
"Orang yang melakukan praktik perdukunan menyebut dirinya kiai atau gus. Hal itu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat,” kata Gus Fawait, kepada media, Rabu, 3 Agustus 2022.
“Tapi ujung-ujungnya mencari keuntungan pribadi. Ini tentu merugikan kiai dan gus yang benar-benar asli," tambahnya.
Menurut Gus Fawait, orang yang mendapat gelar gus harus jelas nasabnya. Menurut dia, tidak sembarang orang bisa menyandang sebutan Gus. Terutama dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
"Ini yang harus diluruskan. Kalau kiai atau ulama itu harus jelas sanad keilmuannya. Sedangkan gus harus jelas nasabnya. Jadi masyarakat jangan mudah percaya pada orang yang mengaku kiai atau gus. Lihat dulu sanad dan nasabnya," jelasnya.
Advertisement