Gelar BDF-13, Indonesia angkat Demokrasi dan Penangangan Covid-19
Bali Democracy Forum (BDF) kembali digelar. Kali in, Indonesia untuk ke-13 kalinya Indonesia menyelenggarakan perhelatan tersebut. Forum akan berlangsung secara hybrid atau campuran pada 10 Desember mendatang, mengusung tema besar mengenai demokrasi dan penanganan COVID-19.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyatakan, proses demokrasi tidak dipungkiri menghadapi kendala dengan adanya pandemi COVID-19, sehingga memerlukan adanya pembelajaran bersama.
“Makanya, kita ingin melihat tanggapan dari negara-negara bagaimana mereka mengatasi COVID dan kembali membangun berbagai sendi kehidupan masyarakat termasuk ekonomi. Sehingga, ada proses recovery. Kita juga ingin melihat ketahanan masyarakat dalam menjalankan demokrasi dan juga mengatasi COVID itu sendiri,” ungkap Faizasyah, dalam keterangan pada Ngopibareng.id, Jumat 4 Desember 2020.
Menurut Reza, agenda selama satu hari penuh itu akan dibagi ke dalam tiga sesi.
“Rencana 3 bentuk kegiatan yaitu opening berupa VIP statement, sejauh ini sudah ada konfirmasi dari Sekjen PBB, ministerial panel kita akan mendengarkan pesan-pesan dari menlu banyak negara di Asia Tenggara. Khususnya, bagaimana negara mereka mengatasi covid dan lesson learn apa yang didapatkan dari penanganan Covid-19 di sistem demokrasi negara masing-masing,” tuturnya.
Menurut Faizasyah, seperti pada pelaksanaan BDF sebelumnya, kali ini juga menargetkan untuk adanya suatu kebijakan maupun rekomendasi konkret yang dapat dijadikan sebagia suatu acuan dalam pelaksanaan demokrasi di tengah pandemi Covid-19.
“Diharapkan negara-negara tersebut mampu menarik pelajaran dan menerapkannya dalam konteks negara masing-masing dan termasuk berbagai organisasi ataupun penggiat demokrasi dari berbagai belahan dunia,” ucap Faizasyah.
Dikatakan lagi, dipilihanya Bali sebagai lokasi penyelenggaraan BDF ke – 13 di tengah pandemi, sebagai bagian untuk turut menggeliatkan sektor pariwisata dan perekonomian Pulau Dewata.
“Diharapkan juga mampu menggeliatkan kembali perekonomian Bali dan pada kesempatan itulah para Dubes yang datang bisa memberikan semacam tinjauan langsung ke lapangan dan untuk mengkomunikasikan kesempatan Bali untuk dibuka kembali objek wisata,” ujar Faizasyah lagi.
Adanya pembatasan jumlah peserta di dalam ruangan hotel dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, dipastikan akan diterapkan pada penyelenggaraan BDF di Nusa Dua, Bali.
“Diterapkan protokol kesehatan yang ketat, maksimum 50 orang di ruang sidang termasuk akan dilakukan swab di lakukan di Bali,” kata Teuku Faizasyah .
Sementara, BDF ke – 13 yang akan dibuka langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu menurut rencana akan diikuti oleh para duta besar negara sahabat serta perwakilan organisasi internasional yang berkedudukan di Jakarta.
Advertisement