Gejolak Global, Ekonomi Terus Melemah
Ekonomi berkembang selalu dipengaruhi faktor politik dan gejolak di masyarakat. Bila masyarakat bergejolak ekonomi akan mengalami permasalahan serius.
Dalam perkembangan ekonomi global, tentu dipengaruh juga kondisi sosial politik dunia. Perang di Jalur Gaza, antara Israel dan kelompk Hamas, menjadi korban puluhan ribu nyawa melayang, tak peduli anak-anak dan kaum ibu. Inilah yang mengundang keprihatinan dunia.
Bagaimana tentang relasi perkembangan perekonomian Indonesia terkait kondisi yang terus berkecamuk di Timur Tengah itu? Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani memberi pernyataan yang menjelaskan kondisi perekonomian kita saat ini (Redaksi):
PEMERINTAH menyikapi kondisi gejolak perekonomian dunia yang harus diwaspadai. Bahkan, kondisi yang lebih buruk dengan lemahnya perekonomian dan tingginya ketidakpastian dunia.
Gejolak dunia bertubi-tubi sangat memengaruhi perekonomian seluruh negara, setelah pulih dari pasca Covid kemudian muncul perang geoopolitik dan harga komoditas.
Ini adalah gejolak dunia yang harus diwaspadai, karena gejolaknya bertubi-tubi maka perekonomian dunia berpengaruh lebih lemah. IMF menunjukkan perekonomian 2024 nanti akan melemah atau sama bahkan melemah dari 2023.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global sebesar tiga persen, sementara 2024 melemah ke 2,9 persen. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan beberapa negara maju.
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih tumbuh menguat ditopang oleh konsumsi dan sektor jasa. Eropa masih berat pulih dan China alami perlambatan yang lebih buruk dari yang diperkirakan.
Perkembangan di Tiongkok
Perekonomian Tiongkok menunjukkan perlambatan dipengaruhi pelemahan konsumsi dan krisis sektor properti.
Inflasi AS juga dimungkinkan masih tinggi, sehingga peluang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Federal Reserve makin terbuka. Adapun situasi ini akan terjadi juga banyak negara maju lainnya.
Untuk mengendalikan inflasi suku bunga kebijakan moneter di negara-negara maju termasuk fed fund rate diperkirakan masih tetap berada pada level yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Amerika Serikat sesudah terkena inflasi tinggi kemudian suku bunga tinggi ekstrem lima persen dalam 14 bulan telah menyebabkan capital outflow dari seluruh negara, artinya modal kembali ke AS yang menyebabkan seluruh dunia mengalami depresiasi mata uang, pasti memengaruhi inflasi yang berasal dari barang impor terkena dampak dari kondisi di Amerika Serikat.
Di Tiongkok, selama ini menyumbang perekonomian kedua terbesar di dunia, cenderung ekonominya melemah. Hal ini akan memengaruhi harga komoditas, demand komoditas menjadi menurun.
Apakah itu CPO, batubara, akan terasa sekali, dinamika itu akan terasa sekali.
Di Eropa, perekonomian tidak hanya terkena dampak dari harga minyak saja, perang Ukranina Rusia, sekarang Hammas dan Israel juga akan berpotensi melebar ke seluruh Timur Tengah.
*) Menteri Keuangan Sri Mulyani, disampaikan saat webinar Penyerahan Insentif Fiskal Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Daerah Periode Ketiga TA 2023, Senin (6 November 2023).
Advertisement